BPS: Ekspor September US$ 20,6 M, Meroket 47,64%

Lidya Julita Sembiring-Kembaren, CNBC Indonesia
15 October 2021 09:08
Sejumlah truk bongkar muat melintas di kawasan Tj Priok, Jakarta, Jumat, 11/6. Praktik pungutan liar (pungli) hingga saat ini masih merajalela di kawasan Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara. Seperti pengakuan beberapa supir kepada Presiden Joko Widodo, Kamis (11/6/2021), saat kunjungan ke pelabuhan utama Indonesia ini kemarin.
Para pekerja kerah biru ini mengeluhkan, bukan terkait masalah beratnya pekerjaan yang digelutinya, melainkan aksi premanisme juga pungutan liar yang kerap terjadi. Dia berharap, pihak aparat bisa lebih memperketat pengamanan area pelabuhan. Selain itu, pihaknya juga berharap ada transparansi biaya pelabuhan untuk semua aktivitas.

Dari dialog yang dilakukan supir truk dengan Presiden Joko Widodo kemarin, praktik premanisme terjadi saat keadaan jalan sedang macet di mana preman naik ke atas truk, lalu menodongkan celurit kepada supir untuk dimintai uang.

Adapun pungli terjadi di sejumlah depo. Pengemudi truk dimintai uang Rp 5.000 - Rp 15.000 supaya bongkar muat bisa lebih dipercepat pengerjaannya. Jika tidak dibayar, maka pengerjaan bongkar muat akan diperlambat. Hal ini terjadi di Depo PT Greating Fortune Container dan PT Dwipa Kharisma Mitra Jakarta. 
Pantauan CNBC Indonesia dilapangan saat di kawasan JICT tampak jarang hampir tak terlihat himbauan banner stop pungli diarea tempat keluarnya truk.

Suasana dipinggir jalan kawasan Tj Priok arah Cilincing juga tak terlihat para kenek parkir di pinggir jalan semenjak ramenya kasus pungli.
Ilustrasi Aktivitas di Pelabuhan (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan data perdagangan internasional Indonesia periode September 2021. Seperti ekspektasi pasar, ekspor tumbuh tinggi.

Pada Jumat (15/10/2021), Kepala BPS Margo Yuwono mengumumkan nilai ekspor bulan lalu adalah US$ 20,6 miliar. Turun 3,84% dibandingkan bulan sebelumnya (month-to-month/mtm) tetapi melonjak 47,64% dari September 2020 (year-on-year/yoy).

Sebagai catatan, konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan ekspor tumbuh 52,885% yoy. Sementara konsensus versi Reuters menghasilkan angka proyeksi pertumbuhan ekspor di 51,6% yoy.

"Harga minyak mentah Indonesia (ICP) naik 6,49% mtm dan 92,89% yoy. Beberapa komoditas non-migas juga mengalami peningkatan di antaranya batu bara, aluminium, minyak kelapa sawit, dan minyak kernel," kata Margo dalam konferensi pers secara virtual.


(aji/aji) Next Article Agustus 2021: Ekspor RI US$ 21,42 Miliar, Melambung 64,1%

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular