
Kalau Baca Berita Ini, Pak Jokowi Dijamin Happy!

Sementara di sisi impor, kenaikan terjadi seiring tumbuhnya permintaan domestik. Selepas pelonggaran Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), denyut aktivitas dan mobilitas masyarakat kembali kencang sehingga permintaan tumbuh.
Tingginya permintaan terkonfirmasi oleh penjualan ritel yang sudah tumbuh positif. Pada Oktober 2021, Bank Indonesia (BI) melaporkan penjualan ritel tumbuh 6,5% yoy, pertumbuhan positif pertama sejak Juni 2021.
Hal lain yang menggembirakan, impor bahan baku/penolong membukukan pertumbuhan tinggi, mencapai 60,49% yoy. Pertumbuhan impor bahan baku/penolong menggambarkan degup produksi industri dalam negeri yang kencang.
Impor barang modal pun melesa 23,09% yoy. Ini mencerminkan industri dalam negeri yang sedang mengalami fase ekspansi.
Ekspansi industri Tanah Air sebelumnya telah dikonfirmasi oleh data Purchasing Managers' Index (PMI). Jika angka PMI di atas 50, maka artinya industriawan sedang menjalani masa ekspansi.
Pada November 2021, IHS Markit melaporkan PMI manufaktur Indonesia berada di 53,9. PMI manufaktur berada di atas 50 selama tiga bulan beruntun.
Halaman Selanjutnya --> Neraca Dagang Kuat, Rupiah Sehat
(aji/aji)