
Ngeri! Over Suplai Listrik Hantui PLN, Gimana Dong Proyek EBT

Jakarta, CNBC Indonesia - PT PLN (Persero) mencatat dalam beberapa tahun mendatang suplai listrik akan terus bertambah, melalui mega proyek 35.000 Mega Watt (MW) yang masih terus berjalan. Hal ini akan menambah over suplai listrik di sejumlah wilayah seperti Pulau Jawa, Bali dan Sumatera.
Executive Vice President (EVP) Perencanaan Sistem Ketenagaklistrikan PLN, Edwin Nugraha Putra menjelaskan, kondisi over suplai tersebut sejalan dengan adanya tambahan pasokan pembangkit listrik 35 gigawatt (GW) mendatang.
Dalam rencana umum penyediaan tenaga listrik (RUPTL) PLN pada 2030-2060, Edwin menyatakan bahwa telah mengubah demand listrik secara signifikan.
Di mana, kata Erwin pada 2020 pertumbuhannya (minus) -0,79%, kemudian diproyeksikan dengan adanya pandemi Covid-19 hanya tumbuh 4,9% per tahun selama 10 tahun ke depan. Padahal dari rencana RUPTL 2019 pertumbuhan seharusnya 6,4%.
"Bahkan kalu kita lihat RUPTL 8,5% hingga 9% program 35 GW PLTU batu bara masuk. Sehingga di sistem-sistem besar PLN di Jawa, Bali, dan Sumatra itu over supply karena bebannya rendah tidak sesuai dengan harapan, tapi pembangkit baru banyak yang masuk," jelas Edwin dalam sebuah webinar, Selasa (14/12/2021).
Jika over suplai, bagaimana listrik EBT?
Edwin menyampaikan bahwa saat ini dalam RUPTL, 51% pembangunan pembangkit yang baru mengarah untuk green economy dan sisanya adalah pembangkit PLTU dari program 35 GW.
Artinya, jika banyak pembangkit PLTU Batubara yang masuk untuk program pembangkit 35 GW, seharusnya diimbangi dengan adanya penambahan pembangkit-pembangkit energi baru terbarukan, agar bauran energy mix 23% pada 2025-2030 bisa tercapai.
Edwin menilai untuk menuju energi baru terbarukan dan transisi karbon netral pada 2060, pihaknya harus mempertimbangkan pasokan dan permintaan batu bara.
"Transisi energi harus memperhatikan, selain supply yang tersedia ada juga affordibility dan sustainbility ke lingkungan. Transisi energi menuju energi baru terbarukan dengan over supply sekarang dan pembangkitan batubara yang dominan perlu dukungan pemerintah dan semua pihak," ujar Edwin melanjutkan.
(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Soal Transisi, PLN Curhat Kelebihan Pasokan, Siapa Nanggung?