Jakarta, CNBC Indonesia - Virus corona (Covid-19) varian terbaru yakni Omicron kini menjadi perhatian semua orang setelah ditemukan pertama kali di Afrika Selatan (Afsel) pada 26 November lalu. Sebelum dilabeli Omicron oleh Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO), varian ini bernama B.1.1.529.
Omicron membawa sekitar 50 mutasi yang tidak terlihat dalam kombinasi sebelumnya. Termasuk lebih dari 30 mutasi pada protein lonjakan yang digunakan virus corona untuk menempel pada sel manusia.
Tes awal dari varian Omicron menunjukkan bahwa itu telah menyebar dengan cepat di negara awal ditemukan Omicron. Tetapi, para peneliti belum menentukan apakah itu benar-benar lebih menular daripada varian lainnya.
Varian ini sempat membuat pelaku pasar global kembali khawatir, hingga mereka terpaksa menjual aset berisiko tinggi seperti saham dan kembali memburu aset safe haven seperti emas dan obligasi pemerintah. Namun beberapa hari setelah ditemukan, para peneliti menganggap sementara bahwa varian Omicron tidak terlalu berbahaya seperti yang diperkirakan sebelumnya oleh banyak orang.
Lebih lanjut, peneliti dari Afsel pada awal pekan ini menunjukkan bahwa infeksi Omicron menunjukkan gejala yang lebih ringan dibandingkan dengan varian lainnya. Tak hanya dari peneliti Afsel, pakar penyakit menular terkemuka Amerika Serikat (AS), dr. Anthony Fauci menyebut indikasi awal kasus infeksi akibat Omicron tidak lebih berbahaya dari varian lain.
"Meskipun terlalu dini untuk benar-benar membuat pernyataan pasti tentang hal itu, sejauh ini sepertinya tidak ada tingkat keparahan yang besar," kata Fauci, dikutip dari Al Jazeera.
Setelah peneliti dari Afsel dan pakar penyakit menular terkemuka AS, kabar terbaru yang lebih positif terus berdatangan dalam beberapa hari terakhir. Terbaru, Pfizer dan BioNTech mengatakan tiga dosis vaksin mereka efektif untuk menetralkan varian Omicron, berdasarkan hasil tes laboratorium yang dijalankan sendiri.
Mereka juga mengatakan dua dosis masih dapat melindungi terhadap penyakit parah akibat Covid-19. Meskipun tidak sebahaya yang diperkirakan oleh banyak orang sebelumnya, tetapi penelitian lebih lanjut masih perlu dilakukan untuk memastikan bahwa gejala dan tingkat infeksi varian Omicron benar-benar lebih ringan dari varian lainnya.
"Sejauh ini, sinyalnya sedikit menggembirakan. Tapi kami benar-benar harus berhati-hati sebelum kami membuat keputusan apapun bahwa itu tidak terlalu parah, atau itu benar-benar tidak menyebabkan penyakit parah, seperti Delta" tambah Fauci.
Hingga saat ini, para ilmuwan di seluruh dunia masih berusaha keras untuk menentukan seberapa menular dan mematikan Omicron serta seberapa efektif vaksin yang ada melawan varian tersebut.
Mengutip dari The New York Times, kasus lokal awal Covid-19 varian Omicron berada di benua Afrika bagian selatan seperti, Afsel, Zambia, Botswana, dan Zimbabwe. Setelah empat negara tersebut, Afrika kembali bertambah Mozambik dan Namibia
Namun beberapa hari kemudian, kasus lokal bertambah di beberapa negara selain di benua Afrika bagian selatan. Adapun kasus lokal Omicron di kawasan Asia-Pasifik yakni Australia, India, dan Korea Selatan.
Sedangkan kasus lokal Omicron di benua Eropa yakni Belanda, Belgia, Denmark, Inggris, Islandia, Jerman, Kroasia, Norwegia, Prancis, Portugal, dan Spanyol. Sementara kasus lokal Omicron di benua Amerika yakni Amerika Serikat (AS) dan Kanada (lokal terhubung dengan perjalanan internasional).
Namun, merebaknya Omicron di beberapa negara sebagian besar terdeteksi dari transmisi impor atau perjalanan internasional. Kasus Omicron yang terdeteksi berasal dari transmisi perjalanan internasional di kawasan Asia-Pasifik yakni Arab Saudi, Hong Kong, Jepang, Kuwait, Malaysia, Maldives, Nepal, Singapura, Sri Lanka, Thailand, dan Uni Emirat Arab (UAE).
Foto: The New York TimesPeta Sebaran Covid-19 Varian Omicron |
Sedangkan di benua Eropa, negara-negara yang terdeteksi Omicron dari transmisi impor yakni Austria, Belanda, Estonia, Finlandia, Irlandia, Republik Ceko, Romania, Rusia, Swiss, Swedia, dan Yunani.
Sementara di benua Afrika, negara-negara yang terdeteksi Omicron dari kasus impor yakni Ghana, Nigeria, Senegal, Tunisia, dan Uganda. Adapun di benua Amerika, negara-negara yang terdeteksi Omicron dari transmisi perjalanan international yakni Argentina, Brazil, Chile, dan Meksiko.
Berdasarkan data dari Worldometer, kasus baru harian Covid-19 di dunia dalam sebulan terakhir cenderung mengalami kenaikan. Hanya saja, angka kasus baru harian tersebut masih berada di bawah puncaknya yang tercipta pada April lalu.
Foto: Worldometer |
Sedangkan dari total kematian akibat Covid-19 di dunia, per Rabu (8/12/2021) kemarin mencapai 5,29 juta kasus. Jika dilihat dari data harian selama sebulan terakhir, penambahan kasus kematian akibat Covid-19 di dunia cenderung melandai, meskipun secara total terus bertambah.
Foto: Worldometer |
Jika dilihat dari data penambahan kematian selama sebulan terakhir, memang cenderung turun, di mana hanya bertambah di kisaran 7.000-8.000 kasus, dibandingkan dengan periode Juli-Agustus lalu yang masih bertambah di kisaran 10.000-11.000 kasus.
Foto: Worldometer |
Tingkat kematian (death rate) juga terus menurun dalam sebulan terakhir, meskipun penurunannya cenderung tipis. Pada awal November lalu, death rate dari Covid-19 di dunia mencapai 2,18%. Pada Rabu kemarin, death rate Covid-19 di dunia mencapai 2,15%.
Sementara dari total recovery rate atau tingkat kesembuhannya, dari awal November lalu hingga kini terus bertambah dan makin mendekati 98%, meskipun penambahannya juga cenderung tipis.
Pada awal bulan lalu, recovery rate di dunia mencapai 97,81%. Tetapi memasuki bulan Desember, recovery rate terus bertambah, di mana per Rabu kemarin mencapai 97,85%.
Foto: Worldometer |
Meskipun angka kematian akibat Covid-19 di dunia masih berada di angka 5,29 juta kasus, penambahan kasus kematian terus melandai dan penambahan kasus sembuh juga terus meningkat.
Hal ini menandakan bahwa varian Omicron hingga saat ini belum menyebabkan bertambahnya kasus kematian secara signifikan, jika dilihat dari data penambahannya yang relatif melandai. Meskipun belum berdampak pada penambahan angka kematian, pasar masih perlu mewaspadainya karena angka penambahan kasus terjangkit kembali bertambah.
Oleh karena itu, meskipun data awal menunjukkan dampak varian Omicron lebih ringan dan tidak terlalu berbahaya dari varian lainnya, tetapi pasar perlu berhati-hati, karena hingga saat ini, para peneliti masih terus meneliti varian tersebut.
TIM RISET CNBC INDONESIA