Jakarta, CNBC Indonesia - Krisis ekonomi di seluruh dunia saat ini dipicu pandemi Covid-19, sehingga penanganan pandemi menjadi kunci pemulihan ekonomi. Di titik itulah perusahaan rintisan (startup) PT Media Dokter Investama atau Halodoc memimpin dari sisi inovasi.
Pandemi Covid-19 di Indonesia sempat membuat fasilitas kesehatan (faskes) kewalahan dengan meningkatnya pasien yang memerlukan penanganan medis. Rasio keterpakaian ranjang rumah sakit (bed occupancy ratio/BOR) sempat melonjak ke angka 79% secara nasional pada Juli 2021.
Kenaikan angka keterpakaian ranjang rumah sakit tersebut pun secara alamiah menurunkan kapasitas faskes nasional dalam memenuhi kebutuhan masyarakat akan layanan kesehatan non-Covid-19. Mereka mendapatkan prioritas kedua, kalah oleh prioritas penanganan Covid-19.
Di tengah situasi demikian, Halodoc memaksimalkan peran disruptifnya dalam layanan kesehatan nasional sebagai solusi. Berawal dari situs internet tanya jawab publik seputar persoalan kesehatan, Halodoc telah menjadi aplikasi berbasis android di ponsel pintar.
Halodoc pun mendorong peningkatan literasi kesehatan dan kesadaran masyarakat seputar pandemi. Dua hal tersebut merupakan modal penting untuk mendorong kesadaran masyarakat mematuhi protokol kesehatan dan menekan penyebaran virus.
Secara bersamaan, perseroan menjadi rujukan konsultasi dan layanan kesehatan digital, atau telemedicine, yang memungkinkan calon pasien berkonsultasi dengan dokter tanpa harus antri ke rumah sakit yang sedang sibuk-sibuknya menangani pasien Covid-19.
Tidak berhenti di sana, Halodoc juga menciptakan terobosan dengan menjadi operator tes Covid-19 secara drive thru di 100 lokasi, yang tersebar di 34 kota dan kabupaten. Selain itu, perseroan juga menghadirkan layanan vaksinasi Covid-19 secara drive thru di 134 lokasi secara nasional.
Terobosan-terobosan tersebut membantu masyarakat mendapat layanan-layanan penting seputar kesehatan dan penanganan pandemi nasional di luar faskes, sehingga memperkecil peluang penyebaran Covid-19 di antara calon pasien umum.
Pertumbuhan kebutuhan layanan kesehatan digital yang pesat di masa pandemi ini diimbangi dengan pemanfaatan teknologi yang memungkinkan layanan secara berkesinambungan dan cepat (seamless). Teknologi kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) pun digunakan.
Secara spesifik, teknologi AI ini diarahkan untuk mengoptimasi cara dokter dalam menerima input. Ke depan, Halodoc akan terus mengembangkan teknologi ini ke bidang lain. Saat ini, perseroan melakukan diversifikasi layanan dengan menjadi pionir penyediaan layanan kesehatan mental secara daring bekerja sama dengan 200 psikolog klinis.
Pertama kali didirikan pada 2016 silam, tahun ini genap 5 tahun Halodoc melayani masyarakat Indonesia di bidang kesehatan. Berawal dari situs yang mempertemukan antara masyarakat dengan dokter secara daring, kini Halodoc menjelma menjadi platform kesehatan terbesar di Tanah Air.
Mengusung tema rumah sakit tanpa dinding, perseroan mencatatkan pertumbuhan transaksi hingga 16 kali lipat terhitung sejak tahun 2018. Pada periode yang sama, jumlah pengguna aktif naik 25 kali sehingga perusahaan yang dipimpin Jonathan Sudharta ini telah memiliki lebih dari 20 juta pengguna aktif, atau setara dengan 7% populasi penduduk di Indonesia.
Di tahun yang sama, Halodoc memperkuat ekosistemnya melalui kemitraan dengan perusahaan asuransi dan melebarkan sayap ke segmen bisnis (business to business/B2B), menggarap pasar korporasi. Saat ini lebih dari 1.000 mitra perusahaan sudah memanfaatkan layanan di Halodoc.
Ekosistem yang membesar tersebut tak terlepas dari kemitraan yang terjalin dengan lebih dari 20.000 dokter berlisensi, 2.000 klinik dan rumah sakit, serta 4.000 apotek. Jangkauan Halodoc juga sangat luas mulai dari wilayah terluar NKRI di Aceh, Nusa Tenggara, Maluku hingga Papua.
Perkembangan bisnis yang signifikan tersebut sukses menarik perhatian investor. Hingga tahun 2021, Halodoc tercatat sudah mendapat pendanaan seri C senilai US$ 80 juta. Dalam seri pendanaan tersebut, perusahaan konglomerat PT Astra International Tbk menjadi lead investor.
Bersama dengan Astra, investor lain dengan nama besar yang turut berpartisipasi adalah Temasek, Telkomsel Mitra Inovasi, Novo Holdings, Bangkok Bank, UOB Venture Management, Singtel Innov8, Blibli, Allianz X dan Openspace Venture.
Tidak hanya itu, Halodoc menjadi startup pertama di Indonesia yang meraih pendanaan Bill & Melinda Gates Foundation melalui pendanaan seri B tahun 2019 silam. Hal ini menunjukkan kuatnya prospek perseroan di mata investor yang peduli pada kesehatan masyarakat tersebut.
Secara valuasi Halodoc memang belum menyandang status sebagai unicorn (valuasi mencapai US$ 1 miliar). Namun dengan pesatnya pertumbuhan dan momentum yang tepat, bukan tidak mungkin Halodoc bakal menjadi the next unicorn di Indonesia dalam waktu dekat.
Dengan melihat terobosan layanan dan inovasi perseroan selama pandemi dan perkembangan bisnisnya, Halodoc terpilih menjadi pemenang penghargaan The Best Startup 2021 di ajang CNBC Indonesia Awards 2021, mengalahkan nominee perusahaan rintisan lain terutama dalam aspek penanganan pandemi.
Untuk mencapai penilaian tersebut, Tim Riset CNBC Indonesia melakukan kajian dan analisis terhadap startup yang memenuhikriteria. Penilaian dilakukan pada November melalui riset kualitatif berbasis data sekunder dari perseroan, otoritas, sertamedia monitoring terhadap 10 media utamanasional.
TIM RISET CNBC INDONESIA