CNBC Indonesia Awards 2021
Morula IVF, Mewujudkan "Keajaiban" dari Tuhan

Jakarta, CNBC Indonesia - Memiliki keturunan adalah fitrah atau kebutuhan asal seseorang, untuk membangun generasi penerus yang akan melanjutkan peradaban. Namun faktor genetika, stress, gaya hidup tak sehat, dan kontaminasi polutan seringkali memicu persoalan.
Indonesia sebagai negara terbesar ke-4 di dunia setelah China, India dan Amerika Serikat (AS) bukanlah negara yang terbebas dari persoalan yang mengganggu upaya pasangan suami-istri untuk memiliki keturunan.
Menurut Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI), sebanyak 1,6% perempuan menikah di Tanah Air memiliki problem kesuburan pada tahun 2002-2003. Survei lanjutan yang sama pada tahun 2007 menunjukkan bahwa 3,7% pria menikah memiliki problem kesuburan.
Mengacu pada persentase tersebut, angka perempuan dan lelaki yang memiliki problem infertilitas jumlahnya mencapai 1,2 juta perempuan dan 2,7 juta lelaki menikah, dari total pasangan rumah tangga yang menurut Badan Pusat Statistik (BPS) jumlahnya 72,9 juta (2020).
Jika ditotal, maka jumlah individu yang memiliki problem kesuburan nyaris mencapai 4 juta orang. Angka ini berpeluang bertambah jika memasukkan peningkatan risiko memburuknya, gaya hidup, kenaikan tingkat stres, dan kontaminasi polutan dalam 1 dekade terakhir.
Untungnya, sains terus berkembang. Ilmu pengetahuan terkait kesehatan hidup (life science) berujung pada pengembangan teknologi untuk membantu manusia, salah satunya dalam mendukung upaya memiliki buah hati.
Dunia kedokteran menyebutnya sebagai teknologi bantu reproduksi (assisted reproduction technology/ART). Salah satu di antaranya dan paling populer di kalangan masyarakat adalah prosedur bayi tabung (in-vitro fertilization/IVF).
Di Indonesia, pemanfaatan teknologi bantu reproduksi (assisted reproduction technology/ART) dimulai pada tahun 1988. Tiga dekade kemudian, klinik fertilitas penyedia ART telah marak, dengan jumlah mencapai 42 klinik.
Sebanyak 10.800 pasangan suami-istri (pasutri) telah melakukan terapi IVF pada 2018 dengan tingkat keberhasilan 38%, yang berarti 4.104 dari mereka sukses memiliki buah hati. Di antara klinik tersebut, Morula IVF Indonesia (Morula) yang berdiri sejak tahun 1997 mencuri perhatian karena mencetak tingkat keberhasilan siklus pembuahan in-vitro di atas rata-rata, yakni 40%.
![]() |
Keberhasilan itu diraih berkat pemanfaatan teknologi-teknologi terbaru seperti Intra Cytoplasmic Sperm Injection (ICSI), Intracytoplasmic Morphologycaly Selected sperm Injection (IMSI), dan Endometrial Receptivity Analysis (ERA).