Warning Luhut Jelang Nataru: Pemulihan Ekonomi Bisa Terganggu
Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mewanti-wanti situasi menjelang momen Natal dan tahun baru (nataru). Belajar dari pengalaman sebelum kenaikan varian Delta, pengendalian kasus Covid-19 berkorelasi erat dengan kinerja ekonomi.
"Indeks keyakinan konsumen membaik ketika kasus menurun dan sebaliknya, penjualan ritel juga berkorelasi erat dengan kenaikan dan penurunan kasus," sebut Luhut pekan kemarin.
Melalui kebijakan PPKM, kasus Covid-19 mampu dikendalikan dengan cepat dan dijaga pada tingkat yang rendah. Di Jawa dan Bali, jumlah kasus aktif per tanggal 2 Desember 2021 sebanyak 3,739. Jumlah ini mengalami penurunan 99% dari puncak kasus aktif pada 23 Juli 2021 lalu.
Penurunan kasus dengan cepat dan pembukaan yang dilakukan secara bertahap mampu menahan pelambatan perekonomian. "Realisasi kuartal ke-3 lebih tinggi dari perkiraan awal," ujarnya lagi.
Sebelum pemerintah memperkirakan PPKM akan menurunkan pertumbuhan ekonomi hingga 3,1% pada kuartal ke-3. Tetapi pulih cepat tumbuh di atas 5% pada kuartal 4
Sektor industri terus mengalami ekspansi. Purchasing Managers Index (PMI) manufaktur indonesia turun tidak sedalam PSBB dan kembali mengalami ekspansi sejak September.
"PMI manufaktur Indonesia mencetak rekor pada Oktober dan November, salah satu yang terbaik di Negara ASEAN," paparnya.
Lebih jauh, Luhut menyebutkan momentum pemulihan ekonomi harus dijaga. Terutama dari kenaikan kasus positif akibat periode Nataru menyebabkan pemulihan ekonomi triwulan I 2020 tertahan akibat salah satunya tingkat keyakinan konsumen yang kembali menurun.
Kehati-hatian dalam menghadapi Nataru harus menjadi prioritas bagi pemulihan ekonomi yang lebih cepat.
Kinerja investasi tetap stabil dan mampu menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi sepanjang 2021. Hingga Q3-2021, pertumbuhan investasi lebih tinggi dari pertumbuhan Produk domestik bruto (PDB) nasional.
Kinerja Penanaman Modal Asing (PMA) dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) Tetap Stabil Sepanjang Masa Pandemi. Total PMA dan PMDN mencapai Rp659,44 triliun hingga Q3-2021.
Terkait rencana pengembangan investasi ke depan, Luhut menyebut joint investment Indonesia dan UK untuk electric vehicle Battery Supply Chain. "Permintaan akan Cathode dan raw material nya di Eropa dan UK diperkirakan akan terus meningkat hingga 2030," ujarnya
(sef/sef)