Luhut Kaget, Pakar Kemiskinan Ungkap Fakta Besar Soal MBG

Emir Yanwardhana, CNBC Indonesia
20 March 2025 07:25
Presiden Prabowo Subianto meninjau langsung pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG) di SDN Jati 05 Pagi, Pulogadung, Jakarta Timur, Senin (3/1/2025). (Dok. BPMI Setpres)
Foto: Presiden Prabowo Subianto meninjau langsung pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG) di SDN Jati 05 Pagi, Pulogadung, Jakarta Timur, Senin (3/1/2025). (Dok. BPMI Setpres)

Jakarta, CNBC Indonesia - Ketua Dewan Ekonomi Nasional Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan program makan bergizi gratis dapat mengurangi angka kemiskinan. Hal ini dikatakannya usai bertemu Presiden Prabowo Subianto, Rabu (19/3/2025).

"Tadi dilaporkan Prof. Arief (Arief Anshory) karena Arief ahli kemiskinan kita, semua terperangah juga melihat bahwa apa namanya dampak MBG sangat luar biasa terhadap pertumbuhan ekonomi, penciptpaan lapangan kerja. Terus ekosistem yang terbangun dan penurunan kemiskinan," kata Luhut.

Dalam kesempatan yang sama, Ahli kemiskinan dan Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Padjadjaran (Unpad), Prof. Arief Anshory Yusuf, yang juga anggota Dewan Ekonomi Nasional (DEN), mengungkap kajian program Makan Bergizi Gratis (MBG) bisa menekan kemiskinan hingga 5,8%.

"Saya rasa kami dari DEN menyampaikan kajian tentang potensi dari dampak MBG ini terhadap penyerapan tenaga kerja juga kemiskinan. Jadi intinya program ini sangat bagus sekali dalam konteks menciptakan lapangan kerja baru sampai 1,9 juta, lalu kemudian menekan kemiskinan itu bisa berkurang mencapai 5,8 %," kata Arief.

Ia mencontohkan apabila dalam satu keluarga memiliki tiga orang anak, keluarga itu bisa mendapatkan perbulannya Rp 600.000 dari MBG, sekitar Rp 200 ribu dari Program Keluarga Harapan (PKH), dan sekitar Rp 200 ribu dari Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT).

Arief juga menyebut program MBG yang berjalan sangat progresif ini perlu dipastikan berjalan dengan baik dengan segera melakukan business process review lalu audit rutin oleh BPKP, kemudian memberikan ruang untuk peran serta masyarakat, agar bisa melakukan monitoring, dan memperkuat pengawasan terkait bahan-bahan yang kalau tidak perlu impor tidak usah diimpor.

"Nah ini kita membuat rantai pasok terjaga sehingga impact nya seperti yang diharapkan tapi sekali lagi mari kita jaga bersama," tandas Arief.


(emy/haa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Video : Luhut Sebut Kebijakan RI Kurang Tepat Sasaran

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular