Internasional

Eks Dir WHO Ungkap Fakta Omicron, Vaksin hingga Keparahan

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
29 November 2021 16:05
Ilustrasi Omicron sars-CoV-2. (REUTERS/DADO RUVIC)
Foto: Ilustrasi Omicron sars-CoV-2. (REUTERS/DADO RUVIC)

Jakarta, CNBC Indonesia - Dunia saat ini dihebohkan varian Covid-19 terbaru, Omicron. Varian yang menyebar luas di Afrika Selatan (Afsel) ini dikabarkan memiliki potensi yang lebih berbahaya dari Varian Delta. 

Prediksi ini bukan tanpa alasan. Varian itu membawa 32 mutasi pada sisi lonjakan proteinnya. Mutasi pada protein lonjakan dapat mempengaruhi kemampuan virus untuk menginfeksi sel dan juga menghambat kekebalan.

Hal ini pun membuat Mantan Direktur WHO Asia Tenggara Prof Tjandra Yoga Aditama buka suara. Ia menjabarkan beberapa fakta terbaru dan perkembangan dari berkembanganya varian Covid dengan nama lain B.1.1.529 ini.

Berikut pemaparannya :

1. Penularan

Sebanrnya potensi penularan Omicron belum dapat dipastikan. Ia menyebut bahwa saat ini ilmuwan dunia sedang berusaha meneliti potensi penyebaran lebih lanjut.

"Tetapi memang jumlah orang yang positif varian ini terus meningkat di Afrika Selatan, dan perlu studi epidemiologi mendalam tentang hal ini," ujarnya kepada CNBC Indonesia, Senin, (29/11/2021).

2. Keparahan Infeksi

Mengenai potensi dampak infeksi Omicron dalam tubuh manusia hingga kini masih menjadi pokok penelitian lanjutan. Meski begitu, seiring dengan penularan luas varian ini, angka masuk RS di Afrika Selatan juga mengalami kenaikan.

Tjandra Yoga mengatakan saat ini yang perlu dilakukan publik adalah harus waspada. Publik diminta tetap mematuhi protokol kesehatan saat beraktivitas.

"Jadi sambil menunggu data ilmiah lebih lengkap maka kita harus terus waspada dan pencegahan (3M, 3T dan vaksinasi) tetap merupakan hal utama," kata profesor yang juga Guru Besar FKUI ini.

3. Kemungkinan Infeksi Ulang

Data awal menunjukkan bahwa infeksi varian Omicrom meningkatkan risiko infeksi ulangan. Beberapa laporan menyebut seseorang yang sudah sakit dan sembuh kemudian dapat mengalami jatuh sakit kembali.

4. Efektifitas Vaksin

Hingga saat ini WHO masih terus menganalisa hal ini bersama para pakar di dunia. Sehingga kebenaran ia lebih kuat dari vaksin belum tentu.

5. Efektifitas Test PCR

Meski Omicron ini merupakan varian baru, Tjandra menyebut bahwa PCR masih efektif dalam mendeteksi varian yang sudah ditemukan di Hong Kong ini. Mengenai kemungkinan Gene S yang mungkin sulit terdeteksi dengan PCR, ia menyebut masih diteliti lebih lanjut oleh para peneliti.

"Sejauh ini test PCR masih dapat mendeteksi Infeksi Covid-19, termasuk akibat Omicron," tegasnya

6. Efektifitas pada Pengobatan

Tjandra Yoga menutup dengan menyebutkan bahwa sesuai pedoman WHO, Kortikosteroid dan IL6 Receptor Blockers masih tetap efektif untuk menangani pasien Covid-19 yang berat dan parah. Sementara itu, untuk efektivitasnya dalam mencegah varian Omicron masih perlu dianalisa lebih lanjut.

"Hal ini tentu membuat kita memang perlu ekstra waspada dan hati-hati." tutupnya


(tps/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Awas! Varian Baru Covid dari China Sudah Sampai Malaysia

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular