Erick hingga Ganjar Blak-blakan soal 'Kiamat' Kontainer

Emir Yanwardhana, CNBC Indonesia
24 November 2021 09:59
Pekerja melakukan pendataan bongkar muat kontainer peti kemas di Terminal 3 Tanjung Priok, Jakarta, Senin (22/11/2021). Pemulihan ekonomi global dari pandemi Covid - 19 dinilai lebih cepat dari yang diekspektasi banyak pihak. Sehingga produksi dan perdagangan melonjak signifikan yang membuat ketidakseimbangan pasar, yang berimbas pada kekurangan bahan baku dan kelangkaan kontainer.. (CNBC Indonesia/ Muhammad Tri Susilo)
Foto: Aktivitas Bongkar Muat Kontainer di Pelabuhan Tanjung Priok, Senin (22/11/2021). (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kelangkaan kontainer masih menjadi hantu berbagai negara. Ketidakseimbangan perdagangan membuat ruang perkapalan semakin sedikit, yang berimbas pada kekurangan produk.

Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan ada kompleksitas tinggi yang memberikan tekanan terhadap logistik dunia, yakni tantangan rantai pasok global yang salah satu rangkaianya adalah kekurangan kontainer. Hal ini membuat Korea Selatan (Korsel) pertama kalinya meminta Urea dari Indonesia.

"Kontainer sangat kekurangan, kemarin saya rapat dengan Dubes Korea Selatan untuk pertama kali Korea kekurangan untuk Urea untuk industri.minta kita ekspor ke sana," kata Erick dalam webinar Potret Masa Depan Industri Logistik Indonesia di Era Disrupsi, Selasa (23/11/2021).

Erick mewanti-wanti perlu adanya antisipasi supaya tidak terjadi shock di Indonesia. Terlebih ada tekanan global shock di mana harga komoditas sedang tinggi.

Selain itu Erick Thohir juga menyinggung biaya logistik Indonesia yang masih mahal. Indonesia tercatat 23% dari Gross Domestic Product (GDP), beda dengan Singapura hanya 8%, Malaysia 13%, dan India 13%.

Dalam kesempatan itu Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, juga mengaku kesulitan mendapatkan kontainer untuk melakukan ekspor furnitur dan makanan khas Jawa Tengah.

"Kami coba dorong ekspor mebel maupun makanan ke beberapa negara memang tidak mudah untuk mendapatkan kontainer. Kita agak berebut mencari dan jadinya agak mahal," kata Ganjar

UMKM berbasis ekspor saat ini kesulitan untuk mendapatkan kontainer, dan sampai saat ini belum mendapat solusi karena mahalnya harga pengiriman antar benua saat ini.

"UMKM-nya tidak mudah dapat kemudahan pembiayaan, jadi harus dikombinasikan produknya dari kamu, saya carikan pasar. nanti kita carikan kontraktor untuk membiayai kontainer dan pengiriman, BI juga membantu kita terima kasih. Kondisi kontainer kita yang masih belum cukup menjadi PR kita untuk selesaikan," tambahnya.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ada Kabar Baik! Kelangkaan Kontainer Eksportir Bakal Berakhir

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular