
Pengusaha 'Ramal' Ekspor RI Bakal Lesu di 2023, Ada Apa?

Jakarta, CNBC Indonesia - Kinerja ekspor Indonesia di 2023 diprediksi lebih rendah dibandingkan tahun lalu. Hal itu disebabkan meningkatnya inflasi negara tujuan ekspor RI ditambah melemahnya harga komoditas.
Padahal saat ini pengusaha mengungkapkan masalah harga freight atau pengiriman kontainer tidak lagi menjadi persoalan. Terpantau sudah menurun dan juga tidak sulit mendapatkan ruang kapal atau kontainer seperti 2022 lalu.
Namun hal itu juga belum dapat mendorong kinerja ekspor secara signifikan.
"Ekspor akan mengalami penurunan karena negara tujuan terjadi inflasi yang lumayan besar, sehingga mengurangi permintaan," kata Ketua Umum Gabungan Perusahaan Ekspor Indonesia (GPEI) Benny Soetrisno kepada CNBC Indonesia, Jumat (6/1/2023).
Dia memberikan catatan beberapa negara yang diprediksikan ekspornya berkurang, yakni Amerika Serikat, Jepang, Turki, Korea Selatan, hingga beberapa negara di Eropa. Benny juga memprediksi setidaknya penurunan ekspor RI setidaknya maksimum di angka hingga 10%.
Selain itu dia menegaskan saat ini eksportir juga sudah tidak lagi kesulitan mendapatkan ruang kapal dan kontainer.
"Ruang kapal dan kontainer sudah normal," jelasnya.
Sebelumnya krisis ruang kapal dan kontainer terjadi akibat dari lockdown di sejumlah negara, blank sailing hingga terjadi ketidakseimbangan ruang supply dan demand. Hal itu membuat ongkos freight meningkat.
Benny pernah menggambarkan harga ketika masa pandemi naik hingga dua kali lipat untuk pengiriman Asia ke Amerika untuk kontainer 20 kaki seharga US$ 8.000 sedangkan rute, sedangkan tujuan Asia - Eropa mencapai US$ 6.000.
Sedangkan sebelum masa pandemi ongkos freight dari Asia - Amerika ukuran kontainer 20 kaki mencapai US$ 4.000 sedangkan untuk rute Asia - Eropa US$ 3.000.
(miq/miq)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ekspor RI 2023 Capai US$258,2 M, Anjlok 11,33%