
Awas Perang 'Pecah' di Eropa, Krisis Ini Biang Keladinya

Jakarta, CNBC Indonesia - Masalah di perbatasan Belarusia dan Polandia kini menjadi 'hostpot' krisis terbaru di Eropa. Dikhawatirkan konflik senjata bisa terjadi di wilayah tersebut.
Hal ini terjadi setelah Belarusia, yang didukung Rusia, dianggap membiarkan ribuan migran melintasi wilayahnya dan dengan sengaja membiarkan mereka mencoba melintasi perbatasan Polandia menuju Eropa. Pengungsi berasal dari sejumlah wilayah timur tengah, Afghanistan hingga Afrika.
Dalam update terbarunya, Presiden Belarusia Alexander Luksashenko bahkan meminta Rusia mengirimkan pembom berkemampuan nuklir ke wilayah itu. Rusia sendiri telah mengirimkan dua pesawat bomber Tu-160 sebagai bentuk dukungan kepada Minsk, Rabu.
Ia menyebut akan ada potensi konflik militer yang terjadi. Ia juga menuding ada upaya provokasi dan memberi pengungsi senjata, meski tak jelas mengarahkan tuduhannya ke siapa.
"Kita harus terus memantau situasi di perbatasan. Biarkan saja mereka berteriak. Ya (kita memiliki) ini, pembom yang mampu membawa senjata nuklir," kata Lukashenko dikutip Reuters dari media pemerintah setempat, Jumat (12/11/2021).
Krisis migran di Eropa meledak sejak Senin. Ratusan pengungsi berbaris ke perbatasan Belarusia untuk menyeberang ke Eropa meski dihadang polisi Polandia, tentara dan penjaga perbatasan di balik kawat berduri.
Mengutip AFP, Polandia telah mengerahkan 15.000 tentara di sepanjang perbatasan. Pemerintah juga menyetujui pembangunan tembok di perbatasan dengan Belarus.
Baik Polandia maupun Belarusia mengatakan antara 3.000 hingga 4.000 migran sekarang berada di kamp improvisasi di perbatasan, dekat desa Kuznica di Polandia. Krisis ini juga membuat Uni Eropa (UE) turut mengecam Belarusia.
Lukashenko sendiri dalam pernyataan sebelumnya mengatakan Minsk akan merespon jika UE mengambil tindakan baru. Bahkan ia berjanji memutus gas alam yang transit di negeri itu dari Rusia ke Polandia, yang lebih jauh dikirimkan ke Eropa.
"Kami memanaskan Eropa, dan mereka mengancam kami.. Dan bagaimana jika kita menghentikan pasokan gas alam?" katanya.
Dewan Keamanan PBB akan melakukan pembicaraan mengenai krisis ini. Organisasi internasional untuk migran dan Palang Merah juga disebut akan mengunjungi wilayah itu.
Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan di Hari Kemerdekaan Polandia Kamis, PM Mateusz Morawiecki mengatakan negaranya sedang menghadapi "perang jenis baru". "Amunisinya adalah warga sipil," katanya.
Penduduk kota Sokolka Polandia, yang dekat perbatasan mengatakan khawatir dengan meningkatnya ketegangan. Terutama konsekuensi lebih jauh dari itu seperti konflik senjata.
"Saya takut para migran bisa lewat dan apa konsekuensinya," kata Henryk Lenkiewicz, seorang pensiunan berusia 67 tahun.
Sebelumnya Polandia juga menuding Rusia menjadi otak krisis ini. Polandia menunjuk langsung Presiden Vladimir Putin sebagai dalang krisis.
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ada Krisis Baru di Eropa, Putin Dituding 'Biang Kerok'
