
Corona Melandai Kok Jokowi Cemas? Wajar Kalau Lihat Data Ini!

Namun perkembangan positif ini tidak membuat Presiden Jokowi semringah. Eks Gubernur DKI Jakarta itu malah meminta seluruh pihak lebih waspada.
"Saya minta gubernur, pangdam, kapolda mengingatkan kepada bupati, wali kota, kepada kapolres dan juga dandim, danrem agar tetap meningkatkan kewaspadaan, memperkuat tracing dan testing. Juga tes betul-betul kontak eratnya dengan siapa," tegas Jokowi dalam Rpaat Terbatas di Istana Kepresidenan.
Kecemasan Jokowi bukan tanpa sebab. Usai pemerintah melonggarkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), aktivitas dan mobilitas warga meningkat.
Mengutip Apple Mobility Index, kali terakhir indeks mobilitas masyarakat Indonesia dengan mengemudi berada di bawah 100 adalah pada 1 September 2021, sudah lebih dari dua bulan lalu. Indeks di atas 100 berarti mobilitas sudah kembali seperti masa pra-pandemi.
Per 5 November 2021, indeks mobilitas dengan mengemudi ada di 151,99. Selama seminggu hingga 5 November 2021, rerata indeks ini ada di 130,97 per hari. Naik dibandingkan rata-rata tujuh hari sebelumnya yaitu 128,5.
Sementara berdasarkan Covid-19 Community Mobility Report keluaran Google, tingkat kunjungan masyarakat Indonesia ke lokasi perbelajaan ritel dan rekreasi pada 4 November 2021 adalah 12% di atas normal. Rata-rata kunjungan dalam seminggu hingga 4 November 2021 adalah 8,71% di atas normal setiap harinya.Naik dibandingkan sepekan sebelumnya yakni 5,57% di atas normal saban harinya.
Ingat, virus corona lebih mudah menular saat terjadi peningkatan aktivitas dan mobilitas manusia. Ketika interaksi dan kontak antar-manusia meningkat, risiko penularan kian tinggi. Inilah yang sekarang terjadi.
Sejauh ini peningkatan aktivitas dan mobilitas tersebut belum menyebabkan lonjakan kasus positif corona. Ini patut disyukuri, mungkin karena semakin banyak warga yang sudah menerima vaksin anti-virus corona.
Namun jangan lengah, jangan sampai kebobolan. Meski mungkin risiko tertular virus corona semakin kecil, tetapi bukan berarti 0%. Risiko sekecil apapun jangan disepelekan, karena bisa bergulir bak bola salju.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)