Corona Melandai Kok Jokowi Cemas? Wajar Kalau Lihat Data Ini!

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
10 November 2021 11:35
Upacara Penganugerahan Gelar Pahlawan Nasional dan Tanda Kehormatan RI, 10 November 2021. (Tangkapan layar setpres RI)
Foto: Upacara Penganugerahan Gelar Pahlawan Nasional dan Tanda Kehormatan RI, 10 November 2021. (Tangkapan layar setpres RI)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19) di Indonesia memang mereda. Namun itu tidak membuat Presiden Joko Widodo (Jokowi) puas. Kepala Negara malah meminta seluruh rakyat untuk meningkatkan kewaspadaan.

Kemarin, Kementerian Kesehatan melaporkan pasien positif corona bertambah 434 orang. Lebih banyak ketimbang hari sebelumnya yang bertambah 244 orang.

Namun secara umum penyebaran virus corona sudah menurun. Dalam sepekan terakhir, rata-rata pasien positif bertambah 496 orang per hari. Berkurang ketimbang rerata tujuh hari sebelumnya yaitu 612 orang setiap harinya.

Di sisi lain, angka kesembuhan meningkat. Dalam seminggu terakhir, rata-rata pasien yang sembuh dari serangan virus yang awalnya menyebar di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Republik Rakyat China itu bertambah 768 orang, lebih tinggi ketimbang kasus baru.

Ini membuat kasus aktif terus menurun. Per 9 November 2021, kasus aktif tersisa 9.602 orang, terendah sejak 7 Mei 2020.

Kasus aktif adalah pasien yang masih dalam perawatan, baik secara mandiri maupun di fasilitas kesehatan. Oleh karena itu, kasus aktif menggambarkan kondisi pandemi yang sebenarnya.

coronaSumber: Kemenkes, Worldometer

Halaman Selanjutnya --> Corona Makin Langka

Hal yang yang membuktikan infeksi virus corona semakin langka adalah rasio temuan kasus positif terhadap jumlah tes (positivity rate). Kemarin, ada 173.067 orang yang dites dan ditemukan 434 orang positif mengidap virus corona. Dengan demikian, positivity rate ada di 0,25%.

Sebagai informasi, Organisasi Kesehatan (WHO) menetapkan ambang batas positivity rate 5% untuk menyebut pandemi terkendali. Kali terakhir Indonesia melaporkan positivity rate di atas 5% adalah pada 9 September 2021. Artinya, sudah hampir dua bulan pandemi virus corona bisa dibilang terkendali.

"Seluruh provinsi di Indonesia berada dalam level penularan rendah (CT 1) pada periode 25-31 Oktober 2021. Ini berarti risiko infeksi virus corona di masyarakat secara umum rendah dalam dua pekan terakhir," sebut laporan WHO.

coronaSumber: WHO

Halaman Selanjutnya --> Jokowi Belum Puas

Namun perkembangan positif ini tidak membuat Presiden Jokowi semringah. Eks Gubernur DKI Jakarta itu malah meminta seluruh pihak lebih waspada.

"Saya minta gubernur, pangdam, kapolda mengingatkan kepada bupati, wali kota, kepada kapolres dan juga dandim, danrem agar tetap meningkatkan kewaspadaan, memperkuat tracing dan testing. Juga tes betul-betul kontak eratnya dengan siapa," tegas Jokowi dalam Rpaat Terbatas di Istana Kepresidenan.

Kecemasan Jokowi bukan tanpa sebab. Usai pemerintah melonggarkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), aktivitas dan mobilitas warga meningkat.

Mengutip Apple Mobility Index, kali terakhir indeks mobilitas masyarakat Indonesia dengan mengemudi berada di bawah 100 adalah pada 1 September 2021, sudah lebih dari dua bulan lalu. Indeks di atas 100 berarti mobilitas sudah kembali seperti masa pra-pandemi.

Per 5 November 2021, indeks mobilitas dengan mengemudi ada di 151,99. Selama seminggu hingga 5 November 2021, rerata indeks ini ada di 130,97 per hari. Naik dibandingkan rata-rata tujuh hari sebelumnya yaitu 128,5.

Sementara berdasarkan Covid-19 Community Mobility Report keluaran Google, tingkat kunjungan masyarakat Indonesia ke lokasi perbelajaan ritel dan rekreasi pada 4 November 2021 adalah 12% di atas normal. Rata-rata kunjungan dalam seminggu hingga 4 November 2021 adalah 8,71% di atas normal setiap harinya.Naik dibandingkan sepekan sebelumnya yakni 5,57% di atas normal saban harinya.

Ingat, virus corona lebih mudah menular saat terjadi peningkatan aktivitas dan mobilitas manusia. Ketika interaksi dan kontak antar-manusia meningkat, risiko penularan kian tinggi. Inilah yang sekarang terjadi.

Sejauh ini peningkatan aktivitas dan mobilitas tersebut belum menyebabkan lonjakan kasus positif corona. Ini patut disyukuri, mungkin karena semakin banyak warga yang sudah menerima vaksin anti-virus corona.

Namun jangan lengah, jangan sampai kebobolan. Meski mungkin risiko tertular virus corona semakin kecil, tetapi bukan berarti 0%. Risiko sekecil apapun jangan disepelekan, karena bisa bergulir bak bola salju.

TIM RISET CNBC INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular