Kasus Covid Makin 'Seiprit', RI Sudah Bisa Hidup Normal Lagi?

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
08 November 2021 06:00
Ilustrasi Kendaraan di Jakarta
Foto: Ilustrasi Kendaraan di Jakarta (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Berbagai data tersebut memperjelas bahwa pandemi virus corona di Indonesia sudah jauh mereda. Masa-masa terburuk sudah berlalu.

Akan tetapi, apakah hidup sudah boleh normal lagi seperti dulu? Ke mana-mana tidak perlu pakai masker, menjaga jarak, dan mematuhi 'belenggu' yang diberi nama protokol kesehatan?

Sayangnya, jangan dulu. Walau melandai, virus corona masih berkeliaran. Pandemi belum usai, risiko peningkatan kasus tetap ada bahkan lumayan tinggi.

Ingat, virus corona lebih mudah menular saat terjadi peningkatan aktivitas dan mobilitas manusia. Ketika interaksi dan kontak antar-manusia meningkat, risiko penularan kian tinggi. Inilah yang sekarang terjadi.

Mengutip Apple Mobility Index, kali terakhir indeks mobilitas masyarakat Indonesia dengan mengemudi berada di bawah 100 adalah pada 1 September 2021, sudah lebih dari dua bulan lalu. Indeks di atas 100 berarti mobilitas sudah kembali seperti masa pra-pandemi.

Per 5 November 2021, indeks mobilitas dengan mengemudi ada di 151,99. Selama seminggu hingga 5 November 2021, rerata indeks ini ada di 130,97 per hari. Naik dibandingkan rata-rata tujuh hari sebelumnya yaitu 128,5.

Sementara berdasarkan Covid-19 Community Mobility Report keluaran Google, tingkat kunjungan masyarakat Indonesia ke lokasi perbelajaan ritel dan rekreasi pada 4 November 2021 adalah 12% di atas normal. Rata-rata kunjungan dalam seminggu hingga 4 November 2021 adalah 8,71% di atas normal setiap harinya. Naik dibandingkan sepekan sebelumnya yakni 5,57% di atas normal saban harinya.

Sejauh ini peningkatan aktivitas dan mobilitas tersebut belum menyebabkan lonjakan kasus positif corona. Ini patut disyukuri, mungkin karena semakin banyak warga yang sudah menerima vaksin anti-virus corona.

Namun jangan lengah, jangan sampai kebobolan. Meski mungkin risiko tertular virus corona semakin kecil, tetapi bukan berarti 0%. Risiko sekecil apapun jangan disepelekan, karena bisa bergulir bak bola salju.

Jangan sampai Indonesia merasakan gelombang serangan ketiga virus corona. Amit-amit jabang bayi...

TIM RISET CNBC INDONESIA

(aji/sef)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular