Internasional

Arab Saudi Izinkan Bikini hingga Alkohol? Gini Cerita Awalnya

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
28 October 2021 14:05
Beach goers are seen as workers in protective suits clean the contaminated beach after an oil spill, Wednesday, Oct. 6, 2021 in Newport Beach, Calif. A major oil spill off the coast of Southern California fouled popular beaches and killed wildlife while crews scrambled Sunday, to contain the crude before it spread further into protected wetlands. (AP Photo/Ringo H.W. Chiu)
Foto: Ilustrasi (AP/Ringo H.W. Chiu)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah Arab Saudi mulai mengambil langkah-langkah serius untuk menarik warga asing agar mau berkunjung dan menetapkan bisnisnya di wilayahnya. Hal ini terlihat dari beberapa wacana kontroversial yang telah diambil oleh negara pimpinan Raja Salman Bin Abdulaziz Al Saud itu.

Terbaru, Riyadh memutuskan untuk membuka pantai 'Pure Beach'. Ini adalah pantai privat yang terletak di King Abdullah Economic City, sekitar 125 kilometer dari kota internasional Jeddah, dan mengijinkan pengunjung untuk menggunakan bikini.

Selain itu, Saudi juga sedang mempertimbangkan untuk melegalkan alkohol di kota NEOM, sebuah kota baru senilai US$ 500 miliar yang akan dibangun di Laut Merah. CEO NEOM's Tech and Digital Holding Company, Joseph Bradley, mengatakan bahwa pertimbangan ini diambil untuk menarik lebih banyak ekspatriat ke negara itu.

"Untuk lebih jelasnya, NEOM dimaksudkan untuk menjadi kompetitif. Kami ingin yang terbaik dan tercerdas di dunia datang ke NEOM," tegasnya dikutip dari AFP, Kamis (28/10/2021).

Lalu apa sebab negara itu mulai melakukan perubahan besar-besaran ini ?

1. Buka keran turis dan pariwisata

Kebijakan ini sendiri terkait dengan Visi 2030 Pangeran Mahkota Mohammed bin Salman (MBS) untuk mendiversifikasi ekonomi yang bergantung pada minyak. Ini dilakukan mengingat saat ini Arab Saudi mendapatkan 50% PDB-nya dari industri migas

Di sisi lain, MBS juga menyadari bahwa bahan bakar itu telah menyumbang polusi yang cukup besar sehingga Ia bertekad menyepakati lebih dalam pengurangan emisi untuk mengatasi pemanasan global.

"Kerajaan Arab Saudi bertujuan untuk mencapai emisi nol-bersih pada tahun 2060 di bawah program ekonomi karbon, sesuai dengan rencana pembangunan kerajaan ... sambil mempertahankan peran utama kerajaan dalam memperkuat keamanan dan stabilitas pasar minyak global," kata MBS dikutip Reuters, Senin (25/10/2021).

Pembukaan ini sendiri diharapkan akan menarik banyak wisatawan asing untuk berkunjung ke Saudi. Wisatawan akan mendapatkan kebebasan seperti saat mereka berwisata di negara bebas lainnya. Dan dengan begitu, akan menghasilkan pendapatan.

2. Niat menandingi Dubai sebagai pusat ekonomi

Sementara itu, Saudi juga sedang bersaing dengan Dubai untuk merebut posisinya sebagai pusat bisnis di timur tengah. Pasalnya saat ini banyak perusahaan yang memilih untuk meletakkan basis Timur Tengahnya di Dubai meski beroperasi dominan di wilayah Saudi.

"Kami akan memastikan bahwa kami mengambil bagian kami, yang akan menjadi bagian terbesar dari bisnis di wilayah ini," ujar Fahd Al-Rasheed, kepala eksekutif Komisi Kerajaan untuk Kota Riyadh.

"Ini bukan tentang Dubai," tambahnya. "Ini tentang apa yang kami butuhkan di sini, dan saya minta maaf, jika Anda akan mengambil kesepakatan multi-miliar dolar di Arab Saudi, Anda harus melatih orang-orang kami."

Untuk memuluskan ini, Saudi pun mempertimbangkan untuk mengizinkan alkohol karena banyak ekspatriat dari seluruh dunia yang menganggap larangan alkohol sebagai salah satu penghalang besar untuk bekerja di negara tersebut.

Dengan visi 2030 MBS, sejauh ini sudah lebih dari 40 perusahaan multinasional termasuk Baker Hughes, KPMG dan Schlumberger menerima lisensi untuk beroperasi dari negara itu.Perusahaan lain yang telah mendaftar termasuk Deloitte, Pepsico, Unilever, Siemens Mobility dan Philips.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Viral Izin Bikini di Pantai Arab Saudi, Ini Faktanya!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular