Internasional

Geger Arab Saudi Izinkan Alkohol Setelah Bikini, Ini Faktanya

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
29 October 2021 07:30
Workers take down a giant Saudi flag, that measures 49.5 meters by 33 meters (162 feet by 108 feet) for weekly maintenance, from what is believed to be the tallest flagpole in the world and one of Jiddah's landmarks, at King Abdullah Square, in Jiddah, Saudi Arabia, Thursday, Jan. 28, 2021. An Islamic creed reads,
Foto: AP/Amr Nabil

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah Arab Saudi mulai mengambil langkah-langkah serius untuk menarik warga asing agar mau berkunjung dan 'menetapkan' bisnisnya di negeri itu. Hal ini terlihat dari beberapa wacana kontroversial yang telah diambil oleh negara pimpinan Raja Salman Bin Abdulaziz Al Saud tersebut.

Setelah mengizinkan wanita menggunakan bikini di pantai privat yang terletak di King Abdullah Economic City, Pure Beach, kali ini Arab Saudi dikabarkan tengah mempertimbangkan untuk melegalkan alkohol. Namun ini hanya berlaku di kota NEOM, sebuah kota baru senilai US$ 500 miliar yang akan dibangun di Laut Merah.

CEO NEOM's Tech and Digital Holding Company, Joseph Bradley, mengatakan bahwa pertimbangan ini diambil untuk menarik lebih banyak ekspatriat ke negara itu. "Untuk lebih jelasnya, NEOM ingin menjadi kompetitif. Kami ingin yang terbaik dan tercerdas di dunia datang ke NEOM," katanya dikutip AFP, Jumat (29/10/2021).

Kebijakan ini sendiri terkait dengan Visi 2030 Pangeran Mahkota Mohammed bin Salman (MBS) untuk mendiversifikasi ekonomi yang bergantung pada minyak. MBS telah menjadi pemimpin de facto Arab Saudi sejak 2017.

Ini dilakukan mengingat saat ini Arab Saudi mendapatkan 50% PDB-nya dari industri migas Di sisi lain, MBS juga menyadari bahwa isu lain terkait pengurangan emisi untuk mengatasi pemanasan global.

"Kerajaan Arab Saudi bertujuan untuk mencapai emisi nol-bersih pada tahun 2060 di bawah program ekonomi karbon, sesuai dengan rencana pembangunan kerajaan ... sambil mempertahankan peran utama kerajaan dalam memperkuat keamanan dan stabilitas pasar minyak global," kata MBS dikutip Reuters.

Saat ini, Arab Saudi sendiri juga sedang bersaing dengan Dubai untuk merebut posisinya sebagai pusat bisnis di timur tengah. Pasalnya saat ini banyak perusahaan yang memilih untuk meletakkan basis Timur Tengahnya di kota Uni Emirat Arab (UEA) itu meski beroperasi dominan di wilayah Arab Saudi.

"Kami akan memastikan bahwa kami mengambil bagian kami, yang akan menjadi bagian terbesar dari bisnis di wilayah ini," ujar Fahd Al-Rasheed, kepala eksekutif Komisi Kerajaan untuk Kota Riyadh.

Dengan visi 2030 MBS, sejauh ini sudah lebih dari 40 perusahaan multinasional termasuk Baker Hughes, KPMG dan Schlumberger menerima lisensi untuk beroperasi dari negara itu. Perusahaan lain yang telah mendaftar termasuk Deloitte, Pepsico, Unilever, Siemens Mobility dan Philips.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Heboh! Habis Bikini, Arab Saudi Bakal 'Halalkan' Alkohol?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular