Harga Rumah Tapak di Provinsi ini Turun di Q3-2021, Ada Apa?

Ferry Sandi, CNBC Indonesia
27 October 2021 17:30
Awal Desember 2017, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mencatat capaian Program Satu Juta Rumah sebanyak 765.120 unit rumah, didominasi oleh pembangunan rumah bagi  masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) sebesar 70 persen, atau sebanyak 619.868 unit, sementara rumah non-MBR yang terbangun sebesar 30 persen, sebanyak 145.252 unit.
Program Satu Juta Rumah yang dicanangkan oleh Presiden Joko Widodo, sekitar 20 persen merupakan rumah yang dibangun oleh Kementerian PUPR berupa rusunawa, rumah khusus, rumah swadaya maupun bantuan stimulan prasarana dan utilitas (PSU), 30 persen lainnya dibangun oleh pengembang perumahan subsidi yang mendapatkan fasilitas KPR FLPP, subsisdi selisih bunga dan bantuan uang muka. Selebihnya dipenuhi melalui pembangunan rumah non subsidi oleh pengembang.
Ketua Umum Asosiasi Pengembang Perumahan dan Pemukiman Seluruh Indonesia (Apersi) Junaidi Abdillah mengungkapkan, rumah tapak masih digemari kelas menengah ke bawah.
Kontribusi serapan properti oleh masyarakat menengah ke bawah terhadap total penjualan properti mencapai 70%.
Serapan sebesar 200.000 unit ini, akan terus meningkat pada tahun 2018 menjadi 250.000 unit.
Foto: Ilustrasi rumah (CNBC Indonesia)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga rumah di Jawa Timur mengalami penurunan tajam selama pandemi Covid-19. Penurunan terus terjadi antara Q3-2020 hingga Q1-2021. Kemudian pada Q3-2021 harganya juga kembali turun, baik secara tahunan maupun kuartalan.

Menurut data Rumah.com Indonesia Property Market Index (RIPMI), kondisi itu tak lepas dari kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) dijalankan secara ketat akibat tingginya kasus Covid-19.

Marine Novita selaku Country Manager Rumah.com menjelaskan kebijakan PPKM yang diterapkan secara ketat di awal Q3-2021 mengakibatkan aktivitas penjualan rumah menjadi terganggu sehingga terjadi penurunan harga.



Menurut data Rumah.com Indonesia Property Market Index (RIPMI), dalam periode tahunan, indeks harga rumah tapak di Jawa Timur menurun sebanyak 1,2%. Koreksi itu terjadi lantaran pada kuartal yang sama di tahun sebelumnya atau Q3-2020 indeks berada di level yang lebih tinggi, yakni 94,5 (year on year).

"Pada Q3-2021, indeks harga rumah di Jawa Timur kembali mengalami penurunan setelah sempat rebound pada Q2-2021 sebagai dampak positif dari stimulus pemulihan ekonomi nasional di sektor properti sehingga bisa mendongkrak situasi di Jawa Timur yang sempat jatuh pada kuartal pertama tahun ini," jelas Marine.

Meski demikian, Indeks harga properti di Jawa Timur memang sempat mengalami rebound pada Q2-2021, bahkan kenaikannya melampaui provinsi lainnya di Pulau Jawa. Namun kemudian ambles di kuartal berikutnya.


(miq/miq)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Orang Ramai-Ramai Jual Rumah Bekas Awal Tahun, Tanda Apa?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular