Kenapa Negara Harus Keluar Duit Besar Demi Kereta Cepat?

Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
21 October 2021 19:45
Terowongan Bawah Tanah Kereta Cepat JKT-BDG. (Dok: KCIC)
Foto: Terowongan Bawah Tanah Kereta Cepat JKT-BDG. (Dok: KCIC)

Jakarta, CNBC Indonesia - Proyek kereta cepat Jakarta-Bandung saat ini menuai kontroversi di tengah berbagai persoalan. Mulai dari soal pembengkakan biaya hingga berbagai persoalan yang menghadang.

Pembengkakan biaya yang terjadi diprediksi dalam rentang US$ 1,3 - US$ 1,6 miliar atau setara Rp 18,3 triliun - Rp 22,5 triliun dengan kurs (Rp 14.100/US$). Awalnya proyek ini dipatok senilai US$ 6,07 miliar, namun karena keterlambatan penyelesaian diperkirakan biaya proyek bengkak mencapai US$ 7,9 miliar atau Rp 113,1 triliun.

Presiden Joko Widodo lantas membentuk Komite Kereta Cepat Jakarta - Bandung (KCJB) untuk menyelesaikan proyek ini. Bahkan menunjuk Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Jenderal (Purn.) Luhut Binsar Pandjaitan sebagai ketua.

Melalui Peraturan Presiden (Perpres) 93/2021, pemerintah pun turun tangan untuk membantu pembiayaan proyek. Dana yang saat ini sudah dikantongi KCIC sebesar Rp 4,3 triliun, yang akan digunakan untuk menyetor modal awal proyek tersebut.

Proyek ini sendiri ditargetkan beroperasi komersial pada akhir 2022. Namun, proyek ini harus sudah bisa melakukan uji coba pada November tahun depan.

"Pandemi cukup memberikan dampak pada progres pembangunan KCJB. Untuk itu, fokus kami sekarang ini adalah melakukan percepatan pembangunan," kata Direktur Utama PT KCIC Dwiyana Slamet Riyadi dalam keterangan resmi akhir pekan lalu.

Terlepas dari itu, proyek ini dianggap dapat meningkatkan daya saing Indonesia di mata global. Apalagi, proyek ini akan terintegrasi dengan LRT dan MRT di DKI Jakarta.

Direktur Riset Center of Reform on Economics (Core) Indonesia Piter Abdullah mengatakan ada banyak pembangunan infrastruktur baru yang dilakukan pemerintah dalam beberapa tahun terakhir.

Adapun manfaat dari pembangunan itu, kata dia, dirasakan masyarakat setelah beberapa lama dibangun dan dioperasikan.

"Infrastruktur itu salah satu syarat untuk kita membangun daya saing. Dengan adanya kereta cepat, seperti juga jalan tol, maka ada kemudahan yang bisa berdampak baik untuk ekonomi dan kesejahteraan masyarakat," ujar Piter

Piter mengatakan bahwa dengan harga tiket antara Rp250.000-Rp350.000 dan perjalanan sekitar 30 menit sampai dengan 40 menit, layanan ini akan meningkatkan efisiensi investor dan pelaku usaha.

"Kereta api cepat akan jadi alternatif transportasi yang lebih cepat dan efisien bagi para pelaku bisnis," kata dia.


(cha/cha)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ada Lagi Nih Mesin 'Raksasa' KA Cepat JKT-BDG, Mirip Lego!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular