Ini Kontrak Ekspor Gas RI ke Singapura, Jadi Sebab Krisis?

Wilda Asmarini, CNBC Indonesia
19 October 2021 12:05
Medco e&p natuna temukan cadangan gas di perairan natuna. (SKK Migas)
Foto: Medco e&p natuna temukan cadangan gas di perairan natuna. (SKK Migas)

Jakarta, CNBC Indonesia - Negara tetangga RI, Singapura, kini juga tengah mengalami krisis energi, terutama karena kesulitan pasokan gas di tengah lonjakan permintaan global dan lonjakan harga gas global. Bahkan, adanya gangguan impor gas dari Indonesia disebut menjadi salah satu biang keladinya.

Lantas, benarkah Indonesia sangat berpengaruh dalam penyediaan energi atau gas di Singapura? Berapa besar ekspor gas Indonesia ke Singapura selama ini?

Berdasarkan data BP Statistical Review 2021, konsumsi gas alam Singapura pada 2020 sekitar 1,22 miliar kaki kubik per hari (BCFD), naik tipis dari 2019 sekitar 1,21 BCFD.

Lantas, berapa besar yang diimpor dari Indonesia?

Berdasarkan data Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) pada 2020, setidaknya ada tiga kontrak ekspor gas RI ke Singapura dengan pasokan minimal sekitar 700 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD). Artinya, hampir 60% pasokan gas Singapura memang berasal dari Indonesia.

Berikut kontrak ekspor gas RI ke Singapura, berdasarkan data SKK Migas pada 2020:

1. Kontrak Ekspor Gas Pipa ke GSPL Singapura

Ini merupakan kontrak gas pipa dari lapangan gas yang dikelola ConocoPhillips Grissik Ltd dan Petrochina ke Gas Supply Pte Ltd (GSPL), perusahaan gas di Singapura. Adapun volume terkontrak sebesar 350 miliar British thermal unit per hari (Billion British Thermal Unit per Day/ BBTUD) dan kontrak akan berakhir pada 2023.

2. Kontrak Ekspor Gas Pipa ke SembGas

Kontrak ekspor gas dari lapangan gas yang dikelola Medco Natuna, Premier Oil dan Star Energy ke SembCorp Gas (SembGas), perusahaan gas di Singapura. Kontrak akan berakhir di 2028. Mengutip dari situs SembGas, ekspor gas perdana ke SembGas ini sebesar 100 juta kaki kubik per hari (MMSCFD) pada Juli 2001 dari lapangan gas yang terdapat di West Natuna Sea (Laut Natuna Barat). Adapun dalam perjanjian jual beli gas (Gas Sales Agreement) pada saat itu mencapai 325 MMSCFD.

Sementara sumber gas diambil dari sejumlah blok di Laut Natuna Barat seperti South Natuna Sea Block B yang saat itu dikelola ConocoPhillips, namun sejak 2016 sudah diambil alih Medco E&P Natuna Ltd, lalu Kakap Block yang dioperasikan Gulf Resources (Kakap) Ltd namun kini dioperasikan Star Energy (Kakap) Ltd, Natuna Sea Block A, dan Premier Oil Natuna Sea.

3. Kontrak Ekspor Gas Pipa ke SembGas

Selain itu, secara terpisah ada juga kontrak ekspor gas dari lapangan gas yang dikelola Premier Oil ke SembCorp Gas (SembGas), perusahaan gas di Singapura. Kontrak juga akan berakhir pada 2028.

HALAMAN SELANJUTNYA >> Ekspor Gas Sempat Terganggu

Deputi Operasi SKK Migas Julius Wiratno membenarkan sempat adanya gangguan ekspor gas dari RI. Namun saat ini, menurutnya seharusnya semua sudah kembali normal.

"Minggu lalu tidak ada operational disruption ya kecuali memang planned shutdown Jambi Merang untuk maintenance. (Tapi) beberapa waktu yang lalu ConocoPhillips memang ada gangguan cukup lama dari Mei sampai Agustus. Sekarang sudah back to normal," katanya menjawab pesan singkat, Senin (18/10/2021).

"Pada waktu kita ada unplanned shutdown ya memang kurang supply ke Singapore. Tapi sekarang seharusnya sudah normal," tambahnya.

Sebelumnya, pada Juli lalu, SKK Migas juga pernah menyebutkan bahwa ada gangguan ekspor gas ke Singapura selama sepekan sejak 21 Juli 2021. Hal ini dikarenakan sumber gas dari dua lapangan gas berhenti karena adanya perawatan yang tidak direncanakan (unplanned shutdown).

SKK Migas dan konsorsium West Natuna Transportation System (WNTS) akhirnya memastikan pasokan gas ke Singapura akan kembali normal pada Kamis (29/7/2021).

Hal ini bisa dilakukan setelah Lapangan Anoa yang dioperatori Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) Premier Oil Natuna Sea B.V mulai beroperasi normal kembali pada Rabu (28/7/2021).

Deputi Operasi SKK Migas Julius Wiratno saat ini juga mengungkapkan bahwa pada 23 Juli 2021 pasokan dari Lapangan Gajah Baru juga sempat berhenti karena adanya perbaikan yang sudah direncanakan sebelumnya dan sudah dikomunikasikan kepada pembeli.

"Penghentian pasokan dari kedua lapangan tersebut menyebabkan turunnya tekanan pipeline ke Singapura, sehingga suplai gas menurun," tuturnya, seperti dikutip dari keterangan resmi SKK Migas, Kamis (29/07/2021).

"Secara bertahap pasokan dari lapangan Anoa terus meningkat, sehingga paling lambat Kamis (29/7/2021) sore, Singapura telah menerima gas dengan volume penuh sesuai kontrak sekitar 300 MMSCFD," jelasnya.

Dia pun mengatakan SKK Migas bersyukur kegiatan operasi telah berjalan normal kembali.

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular