Internasional

Sst.. Ada Kapal 'Mata-mata' AS di Bawah Laut China Selatan

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
Rabu, 13/10/2021 09:32 WIB
Foto: Perairan laut china selatan AP/Rick Cruz

Jakarta, CNBC Indonesia - China menyebut kapal 'mata-mata' Amerika Serikat wara-wiri di bawah Laut China Selatan (LCS). Bahkan, aktivitas itu sudah dilakukan sejak akhir September 2021.

Melalui media pemerintah Global Times, China menyebut kapal itu telah mengumpulkan data geografis dan hidrologi bawah laut LCS. "Untuk melawan China,' tulis media itu mengutip para ahli militer setempat.


Disebutkan bahwa kapal itu adalah USNS Mary Sears. Ini adalah sebuah kapal survei oseanografi kelas Pathfinder.

"Kapal memasuki LCS di 26 September dan memulai survei ekstensif," kata sebuah lembaga peneliti China, South China Sea Strategic Situation Probing Initiative (SCSPI).

Dari tanggal 1 hingga 4 Oktober, kapal beroperasi di selatan Pulau Hainan China. Di 5 sampai 9 Oktober, kapal mendekati garis pantai Vietnam dan Minggu ke Kepulauan Nansha dekat Filipina.

Situasi ini kemudian dikaitkan dengan tabrakan yang dialami kapal selam nuklir AS awal bulan ini, USS Connecticut. Setidaknya 15 marinir AS terluka dalam kejadian itu, saat kapal tersebut menabrak 'objek tak dikenal'.

AS dikatakan ingin memperbaruhi peta LCS mereka agar lebih akurat. Sehingga kapal selamnya bisa bernavigasi dengan aman tanpa harus menggunakan sonar aktif, membuat "tersembunyi" dan menemukan " lokasi terbaik untuk penyergapan".

Sementara itu, Juru Bicara Kementerian Luar NegeriAS Zhao Lijian, mengatakan Paman Sam harus menjelaskan di mana tepatnya kecelakaan kapal selam itu terjadi. Apakah itu menyebabkan kebocoran nuklir atau mencemari lingkungan, dan apakah itu akan mempengaruhi navigasi dan keselamatan penangkapan ikan.

"Saya ingin menekankan bahwa akar penyebab insiden itu, yang juga menimbulkan ancaman serius dan risiko signifikan bagi perdamaian dan stabilitas regional, adalah masalah terus-menerus yang ditimbulkan AS di LCS dalam jangka waktu yang lama," ujarnya.

LCS sendiri menjadi hotspot ketegangan AS dan China. Klaim Beijing atas 80% lebih laut tersebut membuat AS masuk dengan alasan kebebasan navigasi dan melindungi sekutu.


(sef/sef)
Saksikan video di bawah ini:

Video: AS Rayu China Untuk Bujuk Iran Agar Tidak Tutup Selat Hormuz