Internasional

Makin Nyata Ancaman Nuklir 'Kepung' RI, Malaysia Teriak Lagi

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
13 October 2021 07:00
The French aircraft carrier Charles de Gaulle arrives in the bay of Toulon, southern France, Sunday April 12, 2020. The Defense Ministry said in a statement that around 40 sailors showed symptoms compatible with COVID-19, the disease the coronavirus causes. The new coronavirus causes mild or moderate symptoms for most people, but for some, especially older adults and people with existing health problems, it can cause more severe illness or death. (AP Photo/Daniel Cole)
Foto: Ilustrasi Kapal Induk Tenaga Nuklir (AP/Daniel Cole)AP/Daniel Cole

Jakarta, CNBC IndonesiaMalaysia bersuara kencang soal fakta pertahanan Australia, Inggris dan Amerika Serikat (AS) alias AUKUS. Sebelumnya fakta ini memungkinkan AS membantu Australia memiliki senjata nuklir di kawasan guna menanggapi pertumbuhan kekuatan China, terutama di Laut China Selatan (LCS).

Negeri jiran mengharapkan konsensus di antara negara-negara ASEAN. Apalagi ini akan menyebabkan perlombaan senjata di antara negara adidaya di kawasan.

Pernyataan Malaysia muncul di tengah sikap sama yang ditunjukkan RI dan sikap berbeda yang ditunjukkan Filipina. Negeri Presiden Rodrigo Duterte sebelumnya menunjukkan sikap mendukung aliansi itu.

"Sikap terbaru Malaysia tentang Aukus tetap konsisten, dengan sikap yang ditegaskan perdana menteri. Bahwa, pembentukan Aukus menimbulkan kekhawatiran karena berpotensi menganggu perdamaian dan stabilitas di Asia Tenggara," kata Menteri Pertahanan Malaysia Datuk Seri Hishmamudin dikutip dari Reuters, Rabu (12/10/2021).

"Ini juga akan memprovokasi kekuatan lain untuk bertindak lebih agresif di kawasan, terutama di Laut Cina Selatan."

Ia juga mengatakan Malaysia tetap tak akan berubah bahkan setelah Menteri Pertahanan Australia Peter Dutton. Menurutnya, Malaysia tak akan terseret dalam geopolitik kekuatan besar.

"Saya juga menekankan bahwa sebagai negara Asean, Malaysia memegang prinsip menjaga Asean sebagai Zona Damai, Kebebasan dan Netralitas," tambah Hishammuddin.

Ia meminta Australia menghormati prinsip ASEAN tentang netralitas. Termasuk konvensi PBB tentang hukum laut dan perjanjian Zona Bebas Nuklir Asia Tenggara.

"Saya juga menegaskan bahwa sikap Malaysia tidak akan bergeming, yaitu setiap masalah, perbedaan dan perselisihan harus diselesaikan, secara konsisten dan jelas melalui dialog dan konsultasi," tegasnya lagi.

Melalui AUKUS, Australia akan bisa memiliki kapal selam nuklir dengan bantuan AS. Di Asia saat ini, China dan Korea Utara (Korut) merupakan negara dengan senjata nuklir.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ngeri! RI 'Dikepung' Senjata Nuklir, Malaysia Teriak

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular