Internasional

Diam-diam AS & China Kopi Darat di Swiss, Bahas Apa?

News - Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
06 October 2021 16:57
Chinese and U.S. flags flutter near The Bund, before U.S. trade delegation meet their Chinese counterparts for talks in Shanghai, China July 30, 2019.  REUTERS/Aly Song Foto: Bendera Tiongkok dan AS berkibar di dekat Bund, jelang delegasi perdagangan AS bertemu dengan China di Shanghai, Cina 30 Juli 2019. REUTERS / Aly Song

Jakarta, CNBC Indonesia - Amerika Serikat (AS) dan China kembali bertemu muka, Rabu (6/10/2021). Pejabat kedua negeri akan mengadakan pertemuan tingkat tinggi di Zurich, Swiss.

Ini dilakukan saat ketegangan meningkat di antara dua ekonomi terbesar dunia itu. Bukan hanya soal perjanjian dagang fase I yang disebut AS tak dipatuhi China tapi juga soal kemerdekaan Taiwan yang panas.

Dalam pernyataannya, Gedung Putih mengatakan pertemuan ini menindaklanjuti pembicaraan via telepon antara Presiden Joe Biden dengan Presiden Xi Jinping 9 September. Panggilan itu merupakan pertama kalinya dalam tujuh bulan.

"Karena kami terus berusaha untuk secara bertanggung jawab mengelola persaingan antara AS dan China," kata Gedung Putih dikutip Reuters.

Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sulivan akan menjadi wakil AS di pertemuan itu. China diwakili diplomat Yang Jiechi.

"Akan bertukar pandangan tentang hubungan China dan AS serta isu lain yang relevan," katanya singkat ke wartawan.

Sementara itu, surat kabar Hong Kong South China Morning Post (SCMP) mengutip sumber mengatakan pertemuan di Zurich memiliki rujuan untuk membangun komunikasi kedua negara.

"Menerapkan konsensus yang dicapai (antara Xi Jinping dan Biden)," tulis media itu.

Sebelumnya, Perwakilan Dagang AS Katherine Tai mengatakan berharap bisa segera berdiskusi dengan China. Ini ia katakana disela-sela pertemuan Organisasi untuk Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan (OECD).

Di hari yang sama, ia sempat memaparkan kegagalan China dalam menepati janji yang dibuat dalam kesepakatan perdagangan di masa Presiden Donald Trump. Perjanjian itu, dikenal dengan fase I, menjadi tanda damai sementara perang dagang antara kedua negara sejak 2018 setelah Trump memimpin AS.

Global Times, media corong pemerintah menyebut China sesungguhnya bersedia membangun perdagangan yang menguntungkan dengan AS. Tetapi negeri itu tak takut pada persaingan yang berlarut-larut.

"Perang dagang China dan AS telah berlangsung lebih dari tiga setengah tahun. Bukannya melemah, ekonomi China telah melangkah maju, dibandingkan dengan AS," tulis media itu.


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

Biden Tiba-Tiba Kecam China, Gegara Perang Dagang Lagi?


(sef/sef)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading