INTERNASIONAL

Makin Panas! Taiwan Sinyal Perang Lawan China di 2025

Thea Fathanah Arbar & Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
06 October 2021 15:07
A Taiwanese national flag flutters at half-staff at presidential office Saturday, Aug. 1, 2020, two days after former President Lee Teng-hui died in Taipei, Taiwan. Lee, who brought direct elections and other democratic changes to the self-governed island despite missile launches and other fierce saber-rattling by China, died on Thursday at age 97. (AP Photo/Chiang Ying-ying)
Foto: Bendera Taiwan (AP/Chiang Ying-ying)

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Pertahanan Taiwan Chiu Kuo-cheng memberikan sinyal mengenai "invasi" China ke pulau itu dalam waktu-waktu mendatang. Ini terjadi setelah rangkaian pesawat milik Beijing mulai memasuki wilayah pertahanan Formosa, sepekan terakhir.

Dilansir South China Morning Post, Chiu menyebut bahwa ini merupakan salah satu titik terburuk dari hubungan antara Taipei dengan Beijing. Dalam empat hari , China telah mengirimkan kurang lebih 148 pesawat tempur ke wilayah itu.

"Ini adalah situasi terberat yang pernah saya lihat dalam lebih dari 40 tahun kehidupan militer saya," kata Chiu dalam sesi legislatif, Rabu (6/10/2021).

Ia menambahkan bahwa Beijing akan memiliki "kemampuan penuh" untuk memulai perang pada 2025 mendatang dengan Taiwan. Tentunya sejumlah faktor akan dilihat sebelum hal itu terjadi.

Sementara itu, Perdana Menteri (PM) Taiwan Su Tseng-chang menyebut bahwa Taipei perlu bersiap-siap untuk memperkuat kemampuan militernya. Ia mengatakan China telah berulang kali mengulangi kejadian yang ia sebut sebagai 'pelanggaran' itu.

"Hanya dengan begitu negara-negara yang ingin mencaplok Taiwan tidak berani dengan mudah menggunakan kekuatan. Hanya ketika kita membantu diri kita sendiri, orang lain dapat membantu kita," ujarnya sebagaimana diwartakan Taiwan Times.

Sebelumnya Presiden Taiwan Tsai Ing-wen memberikan peringatan besar kepada China terkait insiden ini. Dalam sebuah pernyataan yang diterbitkan Selasa (5/10/2021), Tsai menyebut bahwa China akan menanggung konsekuensi yang cukup berat bila terus melakukan hal seperti itu seraya berujar Taiwan akan melawan.

"Kami bersumpah untuk melakukan apa pun yang diperlukan untuk menjaga Taiwan dari ancaman," ujar pernyataan Tsai sebagaimana dikutip Channel News Asia (CNA).

Pemerintah China sendiri menganggap bahwa Taiwan merupakan bagian dari kedaulatan wilayahnya. Presiden Xi Jinping terus bertekad untuk merebut kembali wilayah kepulauan di Pasifik itu.

"Semua putra dan putri China, termasuk rekan senegaranya di kedua sisi Selat Taiwan, harus bekerja sama dan bergerak maju dalam solidaritas, dengan tegas menghancurkan plot 'kemerdekaan Taiwan'," katanya dalam perayaan seratus tahun berdirinya Partai Komunis China pada Juli lalu

Lebih lanjut, China pun berdalih bahwa aksinya menerjunkan jet itu bukanlah merupakan provokasi perang tetapi latihan militer di udara. Namun beberapa analis menyebut bahwa hal ini merupakan sebuah manuver yang jelas dimana Beijing menegaskan bahwa Taiwan tetap merupakan bagian negaranya

Sementara itu, dikesempatan berbeda, Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengatakan baik pihaknya dan China sudah sepakat soal Taiwan. AS sendiri merupakan pendukung utama pemerintahan pulau itu.

"Saya sudah berbicara dengan Xi tentang Taiwan. Kami setuju ... kami akan mematuhi perjanjian Taiwan," katanya, dikutip dari Reuters saat diwawancarai wartawan Selasa malam.

Biden tampaknya merujuk pada "kebijakan satu China" lama, di mana AS secara resmi mengakui China daripada Taiwan dan Undang-Undang Hubungan Taiwan, yang memperjelas keputusan AS membangun hubungan diplomatik dengan China alih-alih Taiwan. Namun sebelumnya Juru Bicara Luar Negeri AS, Ned Price sempat mengecam tindakan China dan menyebutnya provokatif.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Taiwan Tembak Rudal, Laut China Selatan Memanas

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular