PPKM Darurat, Deflasi, dan Lesunya Daya Beli

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
Jumat, 01/10/2021 14:54 WIB
Ilustrasi Bawang Merah (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Untuk kali kedua sepanjang 2021, Indonesia membukukan deflasi. Penurunan harga sejumlah kebutuhan pokok menjadi penyebab deflasi.

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan terjadi deflasi 0,04% pada September 2021 dibandingkan bulan sebelumnya (month-to-month/mtm). Ini adalah deflasi bulanan kedua pada 2021 setelah yang pertama terjadi pada Juni.

"Komoditas penyebab utama deflasi September 2021 adalah telur ayam ras dengan andil deflasi sebesar 0,07%. Kemudian komoditas cabai rawit 0,03%, dan bawang merah andilnya 0,03%," kata Margo Yuwono, Kepala BPS, dalam konferensi pers secara virtual.


Inflasi yang rendah, bahkan deflasi, bisa dilihat dari dua perspektif. Pertama adalah pasokan yang berlebih dan kedua permintaan yang turun.

Namun sepertinya yang kedua lebih terlihat. Masalah di permintaan, penurunan daya beli, tampak di inflasi inti.

Pada September 2021, inflasi inti tercatat 1,3% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy). Melambat dibandingkan bulan sebelumnya yaitu 1,31% yoy dan menjadi yang terendah sejak April 2021.

Halaman Selanjutnya --> Permintaan Masih Lesu


(aji/aji)
Pages