Tekad Bulat Jokowi di Tengah Godaan Wanginya 'Harta Karun' RI

Ekspor Indonesia menggila pada Agustus 2021. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat realisasi US$ 21,42 miliar. Naik 20,95% dibandingkan Juli 2021 (month-to-month/mtm) dan 64,1% dari Agustus 2020 (year-on-year/yoy).
Capaian ini besar dipengaruhi oleh peningkatan nilai ekspor minyak kelapa sawit hingga hasil pertambangan seperti batubara, biji tembaga dan lignit.
Margo Yuwono, Kepala BPS, menjelaskan ekspor migas dalam periode tersebut mencapai US$ 1,07 miliar atau tumbuh 7,48% mtm dan 77,93% secara yoy.
Sementara non migas mencapai US$ 20,3 miliar, tumbuh 21,75% mtm dan 63,43% yoy. Rinciannya sektor pertanian, kehutanan dan perikanan sebesar US$ 340 miliar, tumbuh 17,89% mtm dan -0,42% yoy.
"Komoditas cukup besar adalah kopi cukup besar 30,55%. Buah-buahan tahunan 70,03%t. Kemudian hasil hutan bukan kayu 33,76%," ungkapnya dalam konferensi pers, Rabu (15/9/2021)
Industri pengolahan mencatat nilai ekspor sebesar US$ 16,37 miliar yang tumbuh 20,67% mtm atau 52,62% yoy.
"Kalau industri pengolahan tumbuh tinggi dipengaruhi komoditas minyak kelapa sawit 168,68% mtm. Kemudian besi/baja 110,35%, kimia dasar organik tumbuh 121,76%," jelas Margo.
Pertambangan sendiri mencatatkan pertumbuhan paling tinggi, yaitu 27,23% mtm dan 162,89% yoy menjadi US$ 3,64 miliar.
"Komoditasnya yang tumbuh tinggi (mtm) batubara tumbuh 22,01%t, biji tembaga tumbuh 42,28%, lignit tumbuh 38,54%," terangnya.
[Gambas:Video CNBC]
