Internasional

Nah Lo! Ilmuwan Sebut Vaksin Booster Covid Tak Perlu

Lynda Hasibuan, CNBC Indonesia
Rabu, 15/09/2021 08:01 WIB
Foto: Vaksin Covid-19 Pfizer. (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Vaksin Covid-19 disebut terbukti telah bekerja dengan sangat baik. Sehingga kebanyakan orang belum membutuhkan suntikan penguat alias booster.

Hal ini diungkap para ilmuwan seluruh dunia di sebuah panel yang berlangsung baru-baru ini, sebagaimana dimuat CNBC International. Hal itu bahkan diungkapkan pula di jurnal medis The Lancet.


Para ilmuwan berpendapat bahwa pemerintah seharusnya fokus pada imunisasi warga yang tidak mau divaksin. Pemerintah negara juga sebaiknya menunggu lebih banyak data tentang booster, mana yang paling efektif dan pada dosis berapa.

Para peneliti mendasarkan penilaian mereka pada berbagai studi observasional dunia nyata serta data dari uji klinis. Dua dari banyak peneliti yang terlibat adalah ahli dari Administrasi Makanan dan Obat (FDA) Amerika Serikat (AS).

"Tidak ada penelitian yang memberikan bukti kredibel tentang penurunan perlindungan terhadap penyakit parah secara substansial.Mungkin juga ada risiko efek samping tambahan jika booster diperkenalkan terlalu cepat atau terlalu luas," ungkap para penulis.

Sebagian besar negara dengan persediaan vaksin yang cukup telah menegaskan akan mengalokasikan dosis untuk suntikan booster. Hal tersebut guna menopang kekebalan dan berpotensi membantu menghentikan penyebaran varian delta yang lebih menular.

Sementara itu, AS sendiri berencana untuk meluncurkan suntikan booster mulai 20 September. Meskipun, proposal tersebut masih memerlukan persetujuan dari FDA dan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC).

Pada intinya, para ilmuwan sama sekali tidak sepakat tentang topik booster.Bahkan hal itu membuat pengurangan kecil dalam kemanjuran terhadap penyebaran Covid-19 karena dapat membebani sistem perawatan kesehatan.

"Dan karena itu tidak ada pendekatan 'satu ukuran untuk semua'," kata Azra Ghani, ketua epidemiologi penyakit menular di Imperial College London, yang tidak terlibat dengan ulasan.

Sebenarnya, beberapa ahli memang mempertanyakan perlunya booster. Sementara Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menyerukan moratorium sampai lebih banyak orang di luar negara kaya bisa mendapatkan perlindungan dari vaksin Covid-19.

Di belahan bumi lainnya, Inggris segera merekomendasikan apakah akan melanjutkan penggunaan dosis vaksin ketiga secara luas. Inggris sudah menawarkan booster kepada mereka yang memiliki sistem kekebalan yang sangat lemah, seperti juga banyak negara Uni Eropa.

European Medicines Agency juga tengah melakukan peninjauan. Ada dua vaksin yang dikaji Pfizer/BioNTech dan dari Moderna Inc.

Di seluruh studi observasional yang dilakukan sejauh ini, vaksinasi telah menunjukkan efektivitas rata-rata 95% terhadap penyakit parah, termasuk terhadap varian yang lebih menular seperti delta. Bahkan lebih dari 80% efektif untuk mencegah infeksi apa pun, menurut tinjauan tersebut.


(sef/sef)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Industri Genset Terimbas Efisiensi, Pelaku Usaha Berharap Ini