Bioskop Sudah Boleh Operasi, Maaf! Belum Bisa Buka Hari Ini

Jakarta, CNBC Indonesia - PPKM Jawa-Bali resmi diperpanjang hingga 20 September mendatang. Meski ada perpanjangan, pemerintah kini memperbolehkan bioskop beroperasi dengan kapasitas yang terbatas.
Koordinator PPKM Jawa dan Bali Luhut Binsar Pandjaitan dalam konferensi pers virtual di Jakarta, Senin (13/9/2021), mengatakan pembukaan bioskop dilakukan dengan kapasitas 50% pada kota level 3 dan 2. Juga dengan kewajiban menggunakan aplikasi Peduli Lindungi serta protokol kesehatan ketat.
Hal ini juga sudah diantisipasi oleh pelaku usaha bioskop, karena sudah diminta bersiap-siap dari 10 hari lalu. Ketua Gabungan Pengusaha Bioskop Seluruh Indonesia (GPBSI) Djonny Syafruddin, mengatakan bioskop melakukan persiapan mulai dari penerapan aplikasi Peduli Lindungi, memanggil karyawan, menyiapkan ruang theater, hingga ketersediaan film.
Namun bioskop belum dibuka langsung karena masih ada beberapa hal yang harus dipersiapkan oleh pengusaha.
"Belum buka hari ini (di Jakarta), masih ada yang harus dipersiapkan uji coba atau apa gitu. Kita rapat hari ini dengan Kemenparekraf, kita tunggu saja hasilnya. Tapi mungkin di daerah sudah bisa besok," kata Djonny kepada CNBC Indonesia, Selasa (14/9/2021).
Dalam wawancara bersama CNBC Indonesia TV dalam program Profit, Djonny juga menegaskan paling tidak pada tanggal 15 September 2021 baru bioskop mulai dibuka.
"Ketika tanggal 14 diizinkan tentu mungkin baru tanggal 15 baru kita operasionalkan," katanya
Selain itu ketersediaan film juga sudah disiapkan. Menurut Djonny paling tidak ada 13 film impor Amerika yang sudah siap tayang. Hanya saja dia meminta ketersediaan produksi film nasional untuk menampilkan filmnya pada saat ini. Meski kondisi bioskop belum semuanya akan dibuka sepenuhnya.
Dia menjelaskan mungkin tidak 100% bioskop akan dibuka semua di seluruh Indonesia. Namun dia berharap pembukaan bioskop terjadi di atas 50% dari jumlah yang ada di Indonesia, karena berkaitan dengan kerugian dari pemilik film.
"Kalau di bawah 50% pemilik film nasional tidak akan mau merilis filmnya di bioskop," jelasnya
Ketua Umum Persatuan Artis Film Indonesia (Parfi) Marcella Zalianty, juga mengatakan ada potensi produser film dan production house masih menunda merilis filmnya.
"Masih ada potensi PH atau sutradara ini masih wait and see menayangkan filmnya, karena masih ada rasa stigma penonton takut ke bioskop. Ketika PH menayangkan filmnya kesannya jadi rugi. Nah ini butuh insentif pemerintah nomor satu di situ," kata Marcella.
Menurutnya masih ada stigma penonton yang takut ke bioskop karena pandemi. Sehingga tingkat kunjungan bioskop tertahan.
[Gambas:Video CNBC]
Bos Bioskop Ramai-Ramai Kirim Surat ke Luhut, Ada Apa?
(hoi/hoi)