
Drama Taliban: Mesra Dengan China & "Diserang" Iran-Turki

Negara yang dipimpin oleh Presiden Recep Tayyip Erdogan ini mengultimatum dunia untuk tidak terburu-buru mengakui kekuasaan Taliban di Afghanistan.
Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu mengatakan dia meminta pemerintahan baru Afghanistan bersifat inklusif, menambahkan pentingnya perempuan dan kelompok etnis lain diberikan jabatan menteri.
"Tidak perlu terburu-buru... Ini adalah saran kami ke seluruh dunia. Kita harus bertindak bersama dengan komunitas internasional," kata Cavusoglu dalam keterangannya.
Di sisi lain, Turki sedang mengadakan pembicaraan dengan Taliban di Kabul soal operasi Bandara Internasional Hamid Karzai yang berlokasi di kota Kabul.
Namun Turki menegaskan akan bekerja sama dengan Qatar dan Amerika Serikat (AS) jika bandara resmi dioperasikan. Syarat lain pun diberikan, termasuk pembukaan bandara untuk penerbangan regular, khususnya untuk misi kemanusiaan, evakuasi warga sipil yang masih terdampar dan membangun misi diplomatik.
Dikecam Iran
Iran telah memberikan kecaman keras kepada Taliban berkaitan dengan serangan yang dilakukannya ke Lembah Panjshir pada pekan lalu.
"Berita yang datang dari Panjshir, benar-benar mengkhawatirkan... Serangan itu sangat terkutuk," kata Saeed Khatibzadeh, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran, awal pekan ini.
"Mengenai masalah Panjshir, saya bersikeras pada fakta bahwa itu diselesaikan dengan dialog di hadapan semua tetua Afghanistan," lanjutnya.
"Taliban harus sama-sama menghormati kewajiban mereka dalam hal hukum internasional, dan komitmen mereka ... Iran akan bekerja untuk mengakhiri semua penderitaan rakyat Afghanistan demi mendirikan pemerintahan perwakilan untuk semua warga."
Lembah Panjshir adalah satu-satunya dari 34 provinsi di Afghanistan yang tetap di luar kendali Taliban.
Pada Minggu (5/9/2021) terjadi baku tembak antara Taliban dan pasukan di Lembah Panjshir, Front Perlawanan Nasional (NRFA). Namun dalam updatenya terakhir, Taliban mengklaim menguasai wilayah itu sepenuhnya meski NRFA mengaku masih memiliki pasukan yang siap menyerang.
Hingga kini situasi masih panas. Bahkan terbaru Jumat (10/9/2021), NRFA mengumumkan akan segera membentuk pemerintahan tandingan di Afghanistan sebagai mana dikutip media lokal setempat.
Iran merupakan negara yang berbatasan langsung sepanjang 900 kilometer dengan Afghanistan. Negeri itu sudah menjadi rumah bagi 3,5 juta pengungsi Afghanistan dan khawatir akan adanya gelombang baru.
(roy/roy)[Gambas:Video CNBC]