Jokowi Beri Kabar Baik Soal Covid-19, Ekonomi Gimana?

Cantika Adinda Putri, CNBC Indonesia
04 September 2021 14:50
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Setianto (Tangkapan Layar Youtube BPS)
Foto: Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Setianto (Tangkapan Layar Youtube BPS)

Seperti yang sudah diduga, laju inflasi Indonesia masih lambat. Juga seperti yang diduga, daya beli rakyat memang sedang bermasalah.

Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan inflasi pada Agustus 2021 adalah 0,03% dibandingkan bulan sebelumnya (month-on-month/mtm). Sementara dibandingkan Agustus 2020 (year-on-year/yoy), terjadi inflasi 1,59%.

Realisasi ini sama persis dengan konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia.

Inflasi tipis ini sepertinya lebih disebabkan oleh faktor musiman yaitu tahun ajaran baru. Agustus memang menjadi tahun ajaran baru di berbagai tingkat pendidikan, SD hingga perguruan tinggi.

Ini membuat inflasi kelompok pendidikan melesat. Secara bulanan terjadi inflasi 1,2%.

Menariknya, kelompok makanan, minuman, dan tembakau justru mengalami deflasi sebesar 0,32% mtm. Setianto, Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, menyebut sejumlah kebutuhan pokok yang harganya turun di antaranya adalah cabai rawit, cabai merah, daging ayam ras, bayam, buncis, dan sawi hijau.

Kemudian, hal lain yang perlu diperhatikan adalah inflasi inti yang berisi barang dan jasa dengan harga persisten, bandel, susah naik-turun. Inflasi inti kerap dijadikan indikator untuk mengukur daya beli.

Secara bulanan inflasi inti tercatat 0,21% pada Agustus 2021. Namun ini lebih disebabkan oleh faktor musiman yang suda disinggung sebelumnya yaitu tahun ajaran baru.

Secara tahunan, inflasi inti adalah 1,31%, terendah dalam tiga bulan terakhir. Perlambatan laju inflasi inti menandakan penurunan daya beli sudah terkonfirmasi.

(wia)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular