Jokowi Beri Kabar Baik Soal Covid-19, Ekonomi Gimana?

Cantika Adinda Putri, CNBC Indonesia
04 September 2021 14:50
Keterangan Pers Presiden Jokowi usai Tinjau Vaksinasi di SMAN 1 Beber, Kab Cirebon, 31 Agustus 2021 (Biro Pers Sekretariat Presiden/ Muchlis Jr)
Foto: Keterangan Pers Presiden Jokowi usai Tinjau Vaksinasi di SMAN 1 Beber, Kab Cirebon, 31 Agustus 2021 (Biro Pers Sekretariat Presiden/ Muchlis Jr)

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengabarkan perkembangan baik mengenai penanganan pandemi Covid-19 di Tanah Air pada awal pekan lalu.

"Alhamdulilah atas kerja keras seluruh pihak dan ridho Allah SWT dalam satu minggu terakhir ini sudah terjadi tren perbaikan situasi Covid-19," ujar Jokowi saat menyampaikan perkembangan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) terkini di Istana Merdeka pada awal pekan lalu.

Jokowi mencatat, tingkat positivity rate terus menurun dalam tujuh hari terakhir. Tingkat keterisian rumah sakit untuk kasus Covid-19 pun semakin membaik, di mana rata-rata angka keterisian tempat tidur rumah sakit (Bed Occupancy Rate/ BOR) nasional sudah berada di sekitar 27%.

Maka dari itu, pemerintah memutuskan untuk menambah wilayah aglomerasi di Jawa - Bali yang masuk dalam status level 3. Kini, wilayah Malang Raya dan Solo Raya masuk kategori level 3.

"Sehingga wilayah yang masuk ke dalam level 3 pada penerapan minggu ini adalah aglomerasi Jabodetabek, Bandung Raya dan Surabaya Raya, Malang raya dan Solo Raya," katanya.

"Untuk Semarang Raya berhasil turun ke level 2 sehingga secara keseluruhan di Jawa Bali ada perkembangan yang cukup baik," jelasnya.

Berdasarkan catatan kepala negara, wilayah level 4 di Pulau Jawa menurun dari 51 kabupaten kota menjadi 25 kabupaten kota, level 3 dari 67 kabupaten kota menjadi 76 kabupaten kota, dan level 2 dari 10 kabupaten kota menjadi 27 kabupaten kota.

"Untuk wilayah di luar Jawa-Bali juga terjadi perbaikan. Level 4 dari 7 provinsi menjadi 4 provinsi. Level 4 dari 104 kabupaten kota menjadi 85 kabupaten kota. level 3 dari 234 kabupaten kota menjadi 232 kabupaten kota," katanya.

"Dan level 2 dari 48 kabupaten kota menjadi 68 kabupaten kota. Kemudian level 1 dari tidak ada kabupaten kota menjadi 1 kabupaten kota," jelasnya.

Dalam pembukaan Kongres Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI), Selasa (31/8/2021), Jokowi juga menuturkan bahwa Indonesia telah melewati masa puncak kasus Covid-19.

"Alhamdulillah kasus Covid-19 di Indonesia sudah melewati puncaknya dan turun signifikan dalam dua minggu terakhir ini," ujar Jokowi dalam pembukaan Kongres Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI), Selasa (31/8/2021).

Jokowi menjelaskan, sejak dilakukan pengetatan mobilitas kasus positif Covid-19 terus menurun hingga 86,9%. Selain itu angka kesembuhan juga terus meningkat melebihi angka penambahan kasus positif setiap harinya.

Meski perkembangannya menunjukkan kinerja positif, namun Jokowi meminta agar masyarakat dan seluruh pembuat kebijakan tidak lemah. Protokol kesehatan (prokes) yang ketat harus tetap dijaga seperti memakai masker, menjaga jarak hingga mencuci tangan.

Selain itu, vaksinasi juga terus harus tetap dilakukan. Lalu bagi masyarakat yang sudah di vaksin juga diingatkan untuk tetap menjaga prokes.

Seperti yang sudah diduga, laju inflasi Indonesia masih lambat. Juga seperti yang diduga, daya beli rakyat memang sedang bermasalah.

Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan inflasi pada Agustus 2021 adalah 0,03% dibandingkan bulan sebelumnya (month-on-month/mtm). Sementara dibandingkan Agustus 2020 (year-on-year/yoy), terjadi inflasi 1,59%.

Realisasi ini sama persis dengan konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia.

Inflasi tipis ini sepertinya lebih disebabkan oleh faktor musiman yaitu tahun ajaran baru. Agustus memang menjadi tahun ajaran baru di berbagai tingkat pendidikan, SD hingga perguruan tinggi.

Ini membuat inflasi kelompok pendidikan melesat. Secara bulanan terjadi inflasi 1,2%.

Menariknya, kelompok makanan, minuman, dan tembakau justru mengalami deflasi sebesar 0,32% mtm. Setianto, Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, menyebut sejumlah kebutuhan pokok yang harganya turun di antaranya adalah cabai rawit, cabai merah, daging ayam ras, bayam, buncis, dan sawi hijau.

Kemudian, hal lain yang perlu diperhatikan adalah inflasi inti yang berisi barang dan jasa dengan harga persisten, bandel, susah naik-turun. Inflasi inti kerap dijadikan indikator untuk mengukur daya beli.

Secara bulanan inflasi inti tercatat 0,21% pada Agustus 2021. Namun ini lebih disebabkan oleh faktor musiman yang suda disinggung sebelumnya yaitu tahun ajaran baru.

Secara tahunan, inflasi inti adalah 1,31%, terendah dalam tiga bulan terakhir. Perlambatan laju inflasi inti menandakan penurunan daya beli sudah terkonfirmasi.


(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jokowi Soal Covid-19 di 2020: WHO Bingung, Kita Juga Bingung!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular