
Wow! Afghanistan Bisa Kaya Raya dalam 10 Tahun, Ini Buktinya

Jakarta, CNBC Indonesia - Saat ini Afghanistan jatuh ke dalam kekuasaan kelompok Taliban. Kelompok itu mampu meruntuhkan pertahanan pemerintah Afghanistan dan mulai menguasai beberapa wilayah, termasuk ibukota Kabul.
Penguasaan Taliban atas Afghanistan ini membuat kelompok itu juga memegang peranan penting dalam pengelolaan sumber daya alam di negara itu yang luar biasa. Bahkan, beberapa analis memperkirakan bahwa sumber daya yang merupakan harta karun terpendam itu bisa bernilai US$ 3 triliun atau setara Rp 43 ribu triliun.
Mengutip media Afghanistan Khamaa, negara Asia Tengah itu diklaim memiliki banyak hasil alam seperti mineral dan hasil tambang lainnya seperti emas, perak, dan plutonium, sejumlah besar uranium, tantalum, bauksit, gas alam, garam, batu logam, tembaga, perak, kromium, timah, bedak, belerang, batu bara, barit, dan seng. Sumber daya ini belum dapat dimanfaatkan lebih lanjut mengingat eksplorasinya yang terhambat akibat perang dengan Taliban.
Hal yang sama juga diungkapkan Kementerian Pertambangan dan Perminyakan Afganistan. Badan pemerintah itu menyebut bahwa mereka telah menemukan 1.400 titik yang memiliki berbagai jenis sumber daya alam seperti gas alam, batu bara, garam, uranium, tembaga, emas, dan perak.
Gas alam sebagian besar ditemukan di provinsi utara Balkh, Sheberghan, dan Saripol yang diperkirakan mencapai 100 hingga 500 miliar meter kubik. Dalam penyelidikan terbaru yang dilakukan oleh NASA, ada lebih dari seratus zona minyak dan gas di Afghanistan.
Laporan terbaru British Petroleum menyebut kapasitas minyak Afghanistan diperkirakan berada di kisaran 250 hingga 300 barel per hari. Hasil ini memungkinkan Afghanistan memperoleh sembilan miliar dan seratus juta dolar per tahun dari sumber daya tersebut.
Tak hanya minyak,sumber daya batubara Afghanistan diperkirakan tersedia sebanyak 100 hingga 400 juta ton. Sumber daya batubara telah dikonfirmasi berada di provinsi Baghlan, Kunduz,Herat, dan Balkh. Untuk emas, sumber mineral berharga itu telah ditemukan di beberapa lokasi yang tersebar di provinsi Badakhshan, Kandahar, Kunduz, dan Zabul.
Dengan sumber daya alam yang sangat kaya ini, analis memperkirakan bahwa negara itu berpotensi lompat menjadi negara makmur dalam kurun waktu di bawah 10 tahun. Namun perkiraan ini dengan catatan bahwa Taliban mampu mengendalikan situasi keamanan di negara itu dan juga menjalin hubungan baik dengan negara lain yang berlandaskan prinsip penghormatan hak asasi manusia (HAM).
"Jika Afghanistan dalam beberapa tahun tenang, memungkinkan pengembangan sumber daya mineralnya, itu bisa menjadi salah satu negara terkaya di kawasan itu dalam satu dekade," kata Mirzad dari Survei Geologi AS dikutip CNN International.
Meski memiliki potensi yang sangat besar, kondisi negara itu saat ini tidak menunjukkan perbaikan ekonomi. Pasalnya beberapa lembaga keuangan dunia memutuskan untuk menghentikanaliran dana ke negara yang saat ini dikuasai Taliban itu. Terbaru, IMF mengambil langkah ini untuk memastikan Taliban tidak akan mendapatkan dana yang diperuntukan bagi negara itu.
Penghentian ini pun membuat pegawai pemerintah tidak dibayar, bank tidak buka, serta perdagangan sehari-hari yang kesulitan. Ini membuat Afghanistan terancam krisis ekonomi baru.
"Tidak ada yang terjadi. Tidak ada pertukaran yang terjadi, "kata Gul Maqsood Sabit, mantan wakil menteri keuangan. "Orang-orang memiliki uang tunai di sana, dan mereka memegangnya."
Tak hanya ekonomi, masalah stabilitas juga menjadi kendala meski Taliban sudah berkuasa. Pada Kamis (26/8/2021) sebuah ledakan bom bunuh diri terjadi di Bandara Hamid Karzai Kabul. Dilaporkan pejabat kesehatan setidaknya 60 warga sipil tewas akibat kejadian ini. Sebanyak 12 tentara Amerika Serikat (AS) juga tewas. Kelompok ISIS mengaku bertanggung jawab atas kejadian ini.
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Duh! Taliban Wajibkan Perempuan Afghanistan Pakai Cadar
