Internasional

AS Pergi, Taliban 'Pepet' 4 Negara Ini Kerja Sama

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
01 September 2021 08:03
Konpres pejuang Taliban. (AP/Rahmat Gul)
Foto: Konpres pejuang Taliban. (AP/Rahmat Gul)

Jakarta, CNBC Indonesia - Militer Amerika Serikat (AS) resmi mengakhiri keberadannya selama 20 tahun di Afghanistan Senin (30/8/2021). Penerbangan terakhir telah dilakukan, bahkan sebelum batas waktu Selasa (31/8/2021).

Penerbangan itu berlangsung pukul 19:29 waktu setempat. Secara total sudah 123.000 orang diangkut AS, baik tentara, warganya maupun warga Afghanistan yang hendak pergi dari kekuasaan Taliban.

Taliban sendiri merayakan kepergian AS dengan menggelar perayaan. Melansir media yang sama tembakan perayaan terdengar di pusat kota dan pejabat Taliban menyebutnya "momen yang menentukan".

"Afghanistan telah mendapatkan kemerdekaan penuh," kata Juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid.

"Bangga menyaksikan momen bersejarah ini," kata seorang pejabat senior Taliban lain, Anas Haqqani.

Sebenarnya meski AS pergi, Taliban sudah melakukan sejumlah manuver, tentang negara mana yang hendak diajak bekerja sama. Bukan hanya dalam bidang pengamanan tapi ekonomi.

Lalu siapa saja negara yang 'dipepet' Taliban, berikut daftarnya yang dirangkum dari CNBC Indonesia:

Halaman 2>>>

1. China

China sendiri diketahui sudah mengadakan komunikasi intens dengan Taliban. Bahkan pemerintah pimpinan Presiden Xi Jinping itu mengajak Taliban bertemu, ketika pemerintahan Presiden Ashraf Ghani saat itu masih berkuasa.

Ini terjadi 28 Juli lalu. Dalam pertemuan itu, China mengatakan kepada delegasi Taliban bahwa mereka berharap kelompok tersebut dapat memainkan peran penting dalam mengakhiri perang Afghanistan dan membangun kembali negara itu dari kekacauan.

Sebagian analis menilai bahwa China memiliki kepentingan ekonomi yang cukup besar di Afghanistan. Menurut perkiraan, Afghanistan memiliki cadangan sumber daya alam terbesar di dunia yang belum dieksploitasi seperti tembaga, batu bara, kobalt, merkuri, emas, dan lithium, senilai lebih dari US$ 1 triliun.

Selain itu, pengamat isu-isu internasional dan Timur Tengah, Pizaro Gozali Idrus, menyebut bahwa selain kekayaan alam, Beijing merupakan investor asing terbesar di negara tersebut bersaing dengan India. Oleh karena itu, stabilitas Afghanistan adalah kunci keberhasilan proyek-proyek utama China di Asia Selatan dan Tengah. Ini juga nantinya akan menjadi katalis baik bagi pembangunan di negara itu.

"Koridor Ekonomi China-Pakistan adalah proyek unggulan China di kawasan itu dan kedua negara ingin melibatkan Afghanistan melalui jalur jalan raya dan kereta api. Oleh karena itu, China bersama Pakistan menekan koridor ekonomi (CPEC) yang merupakan bagian dari Belt Road Iniative (BRI). Inisiatif ini dibentuk sejak tahun 2013," jelasnya.

2. Rusia

Taliban juga disebut 'mesra' dengan Rusia. Presiden Vladimir Putin bahkan sempat dikabarkan serius untuk menarik Afghanistan yang dikuasai Taliban bergabung dalam blok perdagangannya yang dinamakan Eurasian Economic Union.

"Saya yakin tentang ini. Kami akan membangun hubungan dengan mengandalkan materi yang telah kami kumpulkan selama bertahun-tahun," kata Direktur Departemen Asia Kedua Kementerian Luar Negeri Rusia, Zamir Kabulov kepada TASS.

Meski begitu, Rusia disebut tetap berhati-hati dengan Taliban. Baru-baru ini Moskow memerintahkan agar warga dan staf kedutaannya di negara itu dipulangkan kembali ke Rusia karena situasi yang tidak kondusif.

Halaman 3>>

3. Turki

Taliban, dilaporkan meminta bantuan Turki untuk mengamankan kondisi di bandara di ibu kota Kabul. Permintaan ini sempat diutarakan di tengah rencana kepergian Amerika Serikat (AS) dan NATO dari negara itu, 31 Agustus nanti.

Hal ini diutarakan seorang pejabat senior Turki, sebagaimana dilaporkan Reuters. Turki adalah negara NATO tapi dianggap memiliki kedekatan karena mayoritas penduduknya beragama Islam.

"Taliban telah meminta dukungan teknis dalam menjalankan bandara Kabul," kata pejabat itu, 26 Agustus lalu.

"Memastikan keselamatan pekerja tanpa Angkatan Bersenjata Turki adalah pekerjaan yang berisiko."

Meski demikian, militer Turki sebenarnya sudah mulai dievakuasi dari Afghanistan. Namun beberapa 'ahli' memang tetap tinggal guna memberi dukungan teknis ke Taliban untuk mengoperasikan bandara Kabul.

"Setelah berbagai kontak dan evaluasi situasi dan kondisi saat ini, evakuasi (tentara Turki) telah dimulai," kata Kementerian Pertahanan.

Juru Bicara Kepresidenan Ibrahim Kalin mengatakan penarikan pasukan memakan waktu hingga 36 jam. Pesawat pertama sudah lepas landas.

Sebelumnya Juru Bicara Taliban Zabihullah Mujahid menegaskan kelompoknya ingin membina hubungan baik dengan Ankata.

"Kami menginginkan hubungan baik dengan Turki, pemerintah Turki, dan orang-orang Muslim di negara Turki," katanya.

Sementara itu, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan juga mengaku pihaknya sudah mengadakan pertemuan khusus dengan Taliban. Pembicaraan berlangsung 3,5 jam utuk menjaga bandara Kabul.

Kami telah mengadakan pembicaraan pertama kami dengan Taliban," tegasnya dikutip AFP.

"Jika perlu, kami akan memiliki kesempatan untuk mengadakan pembicaraan seperti itu lagi."

4. Qatar

Selama dekade terakhir, Qatar telah menjadi tuan rumah kepemimpinan politik Taliban serta negosiasi perdamaian antara AS, pemerintah Afghanistan dan Taliban. Qatar juga menjabat sebagai perantara antara AS dan Taliban tujuh tahun lalu selama negosiasi pembebasan lima tahanan Taliban dengan seorang sersan AS Bowe Bergdahl.

Segera setelah Taliban mengambil alih Kabul dua minggu lalu, pengaruh Qatar terlihat jelas. Mengutip Washingtop Post, peristiwa itu disiarkan langsung di saluran berita Al Jazeera milik Qatar, dan wartawan Al Jazeera diberi akses eksklusif ke pejabat Taliban dan ke adegan pejuang kelompok itu memasuki istana kepresidenan Kabul.

Hubungan Qatar dengan Taliban telah menjadikan Doha sebagai kontak utama bagi negara-negara yang mencari pengaruh di Afghanistan. Bahkan Taliban memiliki kantor perwakilan resmi sejak 2013 di Qatar.

Mengutip Al-Monitor, Taliban juga telah merapat ke Qatar untuk meminta bantuan mengoperasikan bandara Kabul pasca kepergian AS. Ini dikatakan dua sumber Taliban ke media tersebut.

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular