Akankah BBM Premium Segera Dihapus? Ini Kata Bos BPH Migas
Jakarta, CNBC Indonesia - Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) mencatat serapan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis bensin dengan nilai oktan (RON) 88 atau Premium sampai Juli 2021 baru mencapai 2,71 juta kilo liter (kl) atau hanya 27,18% dari kuota tahun ini sebesar 10 juta kl.
Rendahnya serapan Premium menjadi bukti bahwa bensin RON rendah ini sudah mulai ditinggalkan masyarakat. Bahkan, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif sempat menyebut di dunia ini hanya tinggal empat negara yang masih mengonsumsi Premium, salah satunya Indonesia.
Lalu, apakah ini artinya bensin Premium akan segera dihapus?
Menjawab hal ini, Kepala BPH Migas Erika Retnowati mengatakan bahwa semua negara memang punya program mendorong penggunaan BBM ramah lingkungan.
"Jadi kan memang itu memang program semua negara untuk bisa menggunakan BBM yang ramah lingkungan," ungkapnya di kantor BPH Migas, Selasa (31/08/2021).
Menurutnya, ke depannya pihaknya akan mengacu pada regulasi yang mengatur penggunaan BBM ramah lingkungan dan akan melakukan penyesuaian.
Seperti diketahui, Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No.20 tahun 2017 tentang Baku Mutu Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor Tipe Baru Kategori M, N, dan O, bensin yang harus dijual ke publik minimum harus mengandung RON 91.
"Jadi mungkin saja nanti suatu saat akan kita kurangi bahkan akan kita ganti dengan jenis lain yang ramah lingkungan," ungkapnya.
Sementara itu, Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan, senada dengan regulasi yang dikeluarkan Kementerian LHK mengenai penggunaan BBM ramah lingkungan, Pertamina juga menjalankan program Langit Biru.
Program ini merupakan edukasi dan ajakan kepada masyarakat untuk menggunakan BBM ramah lingkungan, dan menurutnya respons yang diberikan masyarakat cukup baik. Menurutnya, masyarakat saat ini semakin sadar dan paham ketika berpindah dari Premium akan meningkatkan performa mesinnya dan untuk efisiensi.
"Oleh karena itu, kita tidak ada henti-hentinya untuk melakukan edukasi dan mengajak masyarakat agar menjalankan program tersebut sehingga sesuai dengan program pemerintah dalam penurunan karbon emisi," imbuhnya.
(wia)