
Ekonomi Pulih, Siap-Siap Konsumsi BBM Premium Melesat Lagi

Jakarta, CNBC Indonesia - Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) mencatat serapan bahan bakar minyak (BBM) jenis bensin Premium selama Januari-Juli 2021 baru mencapai 2,71 juta kilo liter (kl) atau hanya 27,18% dari kuota tahun ini sebesar 10 juta kl.
Namun demikian, setelah ekonomi pulih, serapan Premium diperkirakan akan kembali melesat.
Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Eksekutif ReforMiner Institute Komaidi Notonegoro.
Dia mengatakan, penurunan konsumsi Premium berasal dari berbagai faktor. Isu lingkungan yang sudah menjadi kesepakatan global menjadi salah satunya. Namun perlu diperhatikan juga kondisi penurunan ini bersamaan dengan turunnya harga minyak dunia.
"Kalau dilihat di SPBU, ujungnya disparitas harga Premium dan produk lain nggak setinggi sebelumnya. Juga adanya Program Langit Biru oleh Pertamina, sehingga harga Pertalite setara dengan Premium," paparnya di Squawk Box CNBC Indonesia, Senin (06/09/2021).
Salah satu yang menjadi catatan menurutnya adalah bila program-program tersebut tidak ada, dan harga minyak dunia kemudian naik, maka bisa menyebabkan disparitas harga menjadi tinggi. Akibatnya, yang dikhawatirkan adalah konsumsi bensin Premium kembali meningkat.
"Ini perlu diantisipasi BPH Migas dan pemerintah dalam melihat masalah yang ada. Bahwa masyarakat bergeser karena kecenderungan lingkungan benar, tapi bahwa historis analisis kami economy growth dan aktivitas meningkat kembali biasanya masyarakat basisnya kembali ke cost yang paling murah," jelasnya.
Komaidi mengkhawatirkan, jika bensin Premium masih disediakan, maka masyarakat akan kembali lagi mengonsumsi Premium saat aktivitas sudah kembali pulih. Saat ini aktivitas masyarakat masih terbatas hanya 60-70% saja dibandingkan kondisi normal.
"PPKM masih ada, pemulihan ekonomi masih di bawah target, listrik over supply. Dari beberapa kondisi yang ada ini memang menunjukkan masyarakat sedang dalam kondisi kelimpahan suplai energi," ungkapnya.
Saat permintaan energi meningkat lagi seiring dengan pertumbuhan ekonomi, maka dikhawatirkan masyarakat kembali mengkonsumsi BBM yang murah. Saat aktivitas tidak banyak, menggunakan BBM yang lebih mahal menurutnya tidak terlalu terasa.
"Kalau aktivitas pulih, anak sekolah kembali, work from office (WFO) kembali di masa PPKM misal 3 liter, jadi 6 liter mereka akan pikir cost structure kembali. Kalau sudah pulih, jangan sampai pemerintah sediakan kuota besar, jadi masyarakat balik lagi (konsumsi Premium)," bebernya.
Berdasarkan data BPH Migas, berikut data serapan bensin Premium sejak 2016-2021 :
Tahun 2016 : 10,62 juta kl
Tahun 2017 : 6,99 juta kl
Tahun 2018 : 9,14 juta kl
Tahun 2019 : 11,60 juta kl
Tahun 2020 : 8,50 juta kl
Tahun 2021 : 2,71 juta kl (Januari-Juli 2021).
(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bukti Nyata Premium Ditinggalkan, Pertalite Digemari Warga