
Selandia Baru Laporkan Kematian Pertama Terkait Vaksin Pfizer

Jakarta, CNBC Indonesia - Selandia Baru melaporkan kasus kematian pertama yang terkait dengan vaksin Covid-19 Pfizer. Kementerian kesehatan merilis informasi kematian seorang wanita setelah menerima suntikan vaksin tersebut.
"Ini adalah kasus pertama di Selandia Baru di mana kematian pada hari-hari setelah vaksinasi dikaitkan dengan vaksin Pfizer Covid-19," kata kementerian kesehatan pada Senin (30/9/2021).
Dilansir dari Reuters, dewan pemantau keamanan vaksin Covid-19 independen menganggap kematian wanita yang tidak disebutkan usianya itu karena miokarditis. Ini adalah efek samping langka dari vaksin Pfizer.
Miokarditis merupakan peradangan pada otot jantung yang dapat membatasi kemampuan organ untuk memompa darah. Miokarditis dapat menyebabkan perubahan ritme detak jantung.
Otoritas menganggap miokarditis pada wanita tersebut kemungkinan besar karena vaksinasi. Namun tercatat wanita tersebut juga memiliki masalah medis lain yang terjadi pada saat yang sama, yang mungkin mempengaruhi hasil setelah vaksinasi.
"Manfaat vaksinasi dengan vaksin Pfizer Covid-19 masih jauh lebih besar daripada risiko infeksi Covid-19 dan efek samping vaksin, termasuk miokarditis," tegas kementerian kesehatan.
Untuk investigasi lanjutan, Kementerian Kesehatan Selandia Baru mengatakan kasus tersebut telah dirujuk ke bagian koroner. Intinya penyebab kematian pasti belum ditentukan.
Sejauh ini vaksin Pfizer-BioNTech, Janssen dan AstraZeneca telah disetujui sementara oleh otoritas Selandia Baru. Namun, vaksin Pfizer adalah satu-satunya vaksin yang telah diluncurkan untuk publik.
Selandia Baru kini sedang melawan wabah virus corona varian Delta setelah hampir enam bulan bebas virus. Ini melaporkan 53 kasus baru pada hari Senin, menjadi total 562 kasus.
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Menang Banyak, Pfizer Dapat Rp 50 T dari Jualan Vaksin Corona
