Varian Delta Datang, Harapan Warga Dunia Herd Immunity Hilang

Tommy Sorongan, CNBC Indonesia
27 August 2021 20:12
A man reads a newspaper on the steps of Flinders Street Station in Melbourne, Australia, Wednesday, Aug. 11, 2021. Australia's second-largest city has extended its lockdown in a bid to eliminate COVID-19 while authorities in Sydney flagged restrictions easing for vaccinated residents despite the delta variant continuing to spread. (AAP Image/Daniel Pockett)
Foto: AP/Daniel Pockett

Jakarta, CNBC Indonesia - Saat ini seluruh negara di dunia sedang beramai-ramai dalam menggenjot program vaksinasinya untuk menciptakan kekebalan kelompok atau herd immunity terhadap Covid-19.

Namun, kampanye vaksinasi ini terhambat oleh berkembanganya Varian Delta. Varian ini memiliki penularan lebih masif dibandingkan varian lainnya serta memiliki daya serang yang cukup ganas termasuk kepada mereka yang sudah divaksin.

Analis menyimpulkan dalam sebuah laporan bahwa vaksinasi memang saat ini belum dapat menciptakan proteksi 100%. Namun hal itu tetap menjadi aspek penting dalam menyelesaikan pandemi ini.

"Jika pertanyaannya adalah apakah vaksinasi saja memungkinkan kita untuk meredam dan mengendalikan pandemi? jawabannya adalah: tidak," kata ahli epidemiologi Mircea Sofonea kepada AFP, Jumat (27/8).

Menurut data yang diterbitkan oleh otoritas Amerika Serikat (AS), kemanjuran vaksin mRNA Pfizer dan Moderna dalam mencegah infeksi telah turun dari 91% menjadi 66% sejak Delta menjadi varian dominan. Bahkan, penelitian menunjukkan bahwa kemanjuran vaksin terhadap infeksi Delta menurun dari waktu ke waktu.

Analis menyebut bahwa kunci keberhasilan dalam membentuk herd immunity tidak dapat bergantung pada vaksin semata. Masyarakat diminta untuk tetap membatasi pergerakannya dan melaksanakan protokol kesehatan dengan ketat sehingga virus tidak dapat bereproduksi kembali.

"Selama pandemi AIDS, ketika para ilmuwan mengatakan kita perlu memakai kondom, banyak orang berkata: 'Oke, kita akan melakukannya untuk sementara waktu'," kata ahli epidemiologi Antoine Flahault.

"Dan pada akhirnya mereka terus menggunakannya. Bisa jadi kita akan terus menggunakan masker di ruang tertutup dan di transportasi untuk beberapa waktu," katanya.


(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Varian Delta Jadi 'Hantu' Baru Ekonomi Dunia Susah Pulih!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular