
RI Targetkan Tak Lagi Ekspor Gas di 2036

Jakarta, CNBC Indonesia - RI memiliki target untuk tidak lagi ekspor gas pada tahun 2036 mendatang. Hal tersebut disampaikan oleh Sekretaris Jenderal Dewan Energi Nasional (DEN) Djoko Siswanto.
Dia memaparkan bahwa ekspor gas dalam 10 tahun terakhir ini menunjukkan tren penurunan. Sementara porsi permintaan domestik terus meningkat.
Dia mengatakan, porsi gas untuk kebutuhan domestik pada 2015 sebesar 61% dari total produksi gas nasional. Kemudian naik lagi menjadi 64% pada 2019. Ini berarti ekspor gas bisa semakin ditekan.
Begitu juga dengan ke depannya, menurutnya ekspor gas ditargetkan akan terus menurun hingga pada 2036 bisa mencapai 0% alias semua pasokan gas sudah bisa diserap di dalam negeri dan tak lagi perlu ekspor.
"Ada pun di tahun 2036 kita sudah akan menghentikan ekspor gas nol, kita manfaatkan dalam negeri di tahun 2036," papar Djoko dalam acara 'DETalks - Penggunaan Gas Bumi Menuju Transisi Energi', Selasa (24/08/2021).
Dia menjelaskan, gas akan digunakan untuk proses transisi energi karena gas merupakan salah satu bentuk energi bersih yang lebih rendah emisi dibandingkan minyak.
"Sebagai transisi energi kita gunakan gas, kita net zero emisi gunakan EBT," lanjutnya.
Lebih lanjut dia mengatakan, Indonesia masih punya cadangan gas yang cukup besar, yakni mencapai 62,4 triliun kaki kubik (TCF). Cadangan sebesar ini bisa digunakan untuk 20 tahun ke depan.
"Kalau ketemu lagi dengan eksplorasi akan lebih lagi, ini proven (cadangan terbukti) saja masih manfaatkan 20 tahun ke depan," tuturnya.
Perlu diketahui, ekspor gas RI sejak tahun 2010 menunjukkan tren penurunan. Ekspor gas pada 2010 sebesar 4.336 miliar British thermal unit per hari (BBTUD), lalu pada 2011 turun menjadi 4.078 BBTUD, lalu pada 2012 turun lagi menjadi 3.631 BBTUD, pada 2013 turun lagi menjadi 3.402 BBTUD.
Selanjutnya, pada 2014 sebesar 3.237,2 BBTUD, lalu pada 2015 sebesar 3.090,3 BBTUD, pada 2016 turun lagi menjadi 2.859,8 BBTUD, lalu pada 2017 turun tipis menjadi 2.736,3 BBTUD, pada 2018 turun lagi menjadi 2.668,9 BBTUD, lalu pada 2019 menjadi 2.155,3 BBTUD, dan terakhir pada 2020 menjadi 2.108,2 BBTUD.
Sementara pemanfaatan gas untuk domestik terus mengalami peningkatan meski pada 2020 mengalami penurunan. Penurunan konsumsi gas domestik pada 2020 ini menurutnya juga dipicu karena adanya pandemi Covid-19.
"Dari waktu ke waktu pemanfaatan gas dalam negeri terus naik, tapi tahun 2020 turun kembali karena pandemi," tuturnya.
(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ekspor Gas RI Sejak 2010 Turun Terus lho, Ini Buktinya
