Meski Turun, RI Bakal Masih Ekspor Gas Sampai 2030

Anisatul Umah, CNBC Indonesia
24 August 2021 15:55
FILE PHOTO: An LNG tanker is seen off the coast of Singapore February 3, 2017. REUTERS/Gloystein/File Photo/File Photo/File Photo
Foto: An LNG tanker is seen off the coast of Singapore February 3, 2017. REUTERS/Gloystein/File Photo/File

Jakarta, CNBC Indonesia - RI masih akan terus melakukan ekspor gas sampai dengan tahun 2030 mendatang, meski trennya terus menurun sejak 10 tahun terakhir ini. Nantinya, gas akan lebih banyak diserap untuk kebutuhan dalam negeri.

Sekretaris Jenderal Dewan Energi Nasional (DEN) Djoko Siswanto mengatakan, gas dari lapangan di dalam negeri saat ini dan ke depannya diperkirakan akan banyak digunakan untuk kebutuhan dalam negeri seperti sektor industri, listrik, rumah tangga, transportasi, pupuk dan petrokimia, hingga untuk kebutuhan produksi migas.

Berdasarkan data yang dia paparkan, ekspor gas pada 2020 sebesar 1.999 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD), lalu pada 2021 diperkirakan turun menjadi 1.819 MMSCFD, kemudian pada 2022 naik tipis menjadi 1.981 MMSCFD.

Kemudian, pada 2023 ekspor gas diperkirakan kembali turun menjadi 1.928 MMSCFD, tahun 2024 diperkirakan turun signifikan menjadi 1.494 MMSCFD, lalu pada 2025 kembali turun menjadi 1.236 MMSCFD, dan 2026 turun lagi bahkan hampir separuhnya menjadi 699 MMSCFD.

Selanjutnya, pada 2027 ekspor gas diperkirakan kembali turun mejadi 595 MMSCFD, tahun 2028 menjadi 576 MMSCFD, tahun 2029 menjadi 515 MMSCFD, terus turun sampai tahun 2030 menjadi 479 MMSCFD.

Dari sisi pasokan pun, menurutnya secara umum tidak perlu dikhawatirkan karena suplai gas RI masih akan lebih tinggi dari permintaannya.

"Secara umum gak usah khawatir, gas kita suplainya lebih tinggi daripada demand," ungkap Djoko dalam acara 'DETalks - Penggunaan Gas Bumi Menuju Transisi Energi', Selasa (24/08/2021).

Lebih lanjut dia mengatakan, Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) memiliki target produksi minyak 1 juta barel per hari (bph) dan gas 12 miliar standar kaki kubik per hari (BSCFD) pada 2030, sehingga akan berdampak pada peningkatan pasokan gas dalam negeri.

"SKK Migas punya satu program 1 juta barel dan 12 BSCFD di tahun 2030. Kalau ini berhasil, maka pasokan gas kita akan naik lagi," ujarnya.

Dia mengatakan, Grand Strategi Energi Nasional yang telah disusun oleh DEN bekerja sama dengan semua pemangku kepentingan terkait dan telah disampaikan kepada Presiden, gas bumi akan dimanfaatkan lebih banyak lagi di dalam negeri.

"Kita punya strategi memanfaatkan gas bumi lebih banyak lagi di dalam negeri dengan bangun infrastruktur, baik pipa gas, jaringan distribusi, dan mini LNG gantikan solar ke gas," paparnya.


(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ekspor Gas RI Sejak 2010 Turun Terus lho, Ini Buktinya

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular