Waspada! Kasus Kematian di RI Nomor 9 Dunia & Berpotensi Naik
Jakarta, CNBC Indonesia - Kasus kematian akibat Covid-19 di Indonesia hingga Senin (23/8) mencapai 127.214 jiwa, di mana pada data terakhir tersebut kematian dalam sehari mencapai 842 orang.
Sementara itu, berdasarkan data worldometer, Selasa (24/8/2021) Indonesia berada di nomor urut ke-9, negara di dunia dengan kasus kematian terbanyak.
Negara dengan total kasus kematian terbanyak pertama adalah Amerika sebanyak 646.667 jiwa, kemudian Brazil sebanyak 574.944 jiwa.
Berikutnya India sebanyak 435.050 jiwa, Setelahnya adalah Mexico sebanyak 253.526 jiwa, Peru 197.879 jiwa, dan Rusia sebanyak 176.820 jiwa.
Indonesia terpaut yang tidak jauh dari Inggris yang mencatat ada 131.680 kasus kematian dan Italia sebanyak 128.795 kasus kematian. Bila kasus kematian di Indonesia tetap tinggi seperti yang terjadi dalam 5 minggu terakhir bukan tidak mungkin kedua negara tersebut dilampaui oleh Indonesia
Sebagai informasi, hingga Senin tambahan kasus positif mencapai 12.408 kasus, lebih rendah dibanding hari sebelumnya sebanyak 16.744 kasus. Secara total, konfirmasi kasus positif di seluruh Indonesia mencapai 3.979.456 kasus.
Kasus aktif turun 12.898 kasus menjadi 306.760 kasus. Ada 148.410 spesimen dengan suspek sebanyak 262.664 orang.
Tercatat kesembuhan sebanyak 3.546.324 orang atau bertambah 24.276 dalam sehari. Sayangnya, kasus meninggal juga bertambah, ada 1.030 orang menjadi 126.372 kasus.
Sementara itu, mantan Direktur Penyakit Menular Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Asia Tenggara, Prof Tjandra Yoga Aditama, mengatakan Case Fatality Rate (CFR) atau angka kematian kasus akibat Covid-19 di Indonesia rupanya jauh lebih tinggi dibandingkan Amerika Serikat (AS) dan India.
"Case Fatality Rate (CFR) Indonesia lebih tinggi dari kebanyakan negara tetangga ASEAN dan beberapa negara lain," kata Tjandra dalam rilis yang diterima CNBC Indonesia, Selasa (24/8/2021).
Tjandra membeberkan jika CFR Indonesia mencapai 3,2%. Angka ini tertinggi di wilayah Asia Tenggara. Malaysia sendiri tercatat hanya memiliki 0,9%, Thailand (0,9%), Kamboja (2,0%), Vietnam (2,2%), Singapura (0,1%), Laos (0,1%), dan Myanmar (3,8%) serta Timor Leste (0,3%).
Jika dibandingkan dengan negara lain, angka CFR RI tetap lebih tinggi. Tercatat Korea Selatan memiliki 0,9%, AS (1,7%) dan India (1,3%).
"Meski ada pelaksanaan PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) sejak awal Juli 2021 yang lalu, tetapi kita lihat angka kematian masih tinggi," katanya.
Lalu mengapa angka kematian di Indonesia bisa lebih tinggi dibandingkan negara-negara dengan kasus Covid-19 terbanyak di dunia? Menurut Tjandra, setidaknya ada beberapa penjelasan mengenai hal ini.
"Dengan angka kematian sekitar 3% sekarang ini maka masih tingginya yang meninggal juga terjadi karena masih tingginya jumlah kasus di masyarakat, sehingga presentasi yang meninggal juga masih tinggi," katanya.
Tjandra mengatakan tingginya angka penularan di masyarakat juga menjadi faktor naiknya angka kematian. Angka positif Indonesia sekitar 20%, ini empat kali lebih tinggi dari angka WHO dan hampir 10 kali lebih tinggi dari India.
Kemudian ada pula faktor kurangnya penanganan dan edukasi kepada pasien isolasi mandiri (isoman) yang memiliki gejala ringan hingga parah. Terkadang pasien baru dibawa ke rumah sakit saat pasien sudah beberapa hari memiliki gejala parah, baik dengan komorbid atau tidak, sehingga biasanya mereka tidak dapat tertolong lagi.
(yun/yun)