Ikuti Ghani, Gubernur Bank Sentral Afghanistan Melarikan Diri
Jakarta, CNBC Indonesia - Situasi di Afghanistan masih kacau setelah kelompok Taliban menguasai dan mengendalikan negara tersebut. Mereka juga berhasil menduduki istana presiden, hingga membuat Presiden Ashraf Ghani kabur ke Tajikistan.
Tak hanya Ghani, Gubernur Bank Sentral Afghanistan Ajmal Ahmady juga kabur dari Kota Kabul. Ia mempertanyakan kesetiaan pasukan keamanan negara dan menyalahkan Ghani serta penasihatnya atas kejatuhan Afghanistan ke tangan Taliban.
Dalam sebuah utas Twitter pada Senin (16/8/2021), Ahmady merinci bagaimana dia bekerja di bank sampai gerilyawan Taliban berada di gerbang kota. Selain itu dia mengatakan bahwa pasokan dolar AS berkurang dan melarikan diri dari ibu kota dengan penerbangan militer.
"Pada hari Minggu saya mulai bekerja. Laporan sepanjang pagi semakin mengkhawatirkan. Saya meninggalkan bank dan meninggalkan deputi yang bertanggung jawab. Merasa tidak enak meninggalkan staf," katanya, dikutip dari Reuters.
"Itu tidak harus berakhir seperti ini. Saya muak dengan kurangnya perencanaan apapun oleh kepemimpinan Afghanistan. Melihat di bandara mereka pergi tanpa memberi tahu orang lain."
Ghani melarikan diri dari Afghanistan pada hari Minggu (15/8/2021) ketika gerilyawan Taliban memasuki Kabul hampir tanpa perlawanan. Hampir seminggu setelah Taliban merebut ibu kota provinsi Zaranj, kedatangan mereka membingungkan, menurut Ahmady.
"Tampaknya sulit dipercaya, tetapi masih ada kecurigaan mengapa (Pasukan Keamanan Nasional Afghanistan) meninggalkan pos begitu cepat," kata Ahmady, merujuk pada klaim beberapa pemimpin milisi pro-pemerintah bahwa penyerahan tentara di Afghanistan utara adalah hasil dari sebuah konspirasi.
"Ada sesuatu yang tidak bisa dijelaskan," lanjutnya.
Ahmady mengatakan dia naik pesawat militer di tengah kekacauan di landasan setelah penerbangan komersial yang dia pesan dibanjiri penumpang. Tidak jelas pesawat militer mana yang dinaiki dan dia tidak menyebutkan tujuannya.
"Ada keributan. Beberapa tembakan dilepaskan. Entah bagaimana, rekan dekat saya mendorong saya ke atas pesawat," katanya, menambahkan kurangnya perencanaan Ghani dan kegagalan untuk mengenali kekurangan para penasehatnya adalah kehancuran pemerintah.
"Begitu pengunduran diri presiden diumumkan, saya tahu dalam beberapa menit kekacauan akan terjadi. Saya tidak bisa memaafkannya karena membuat itu tanpa rencana transisi. Dia sendiri punya ide bagus tapi eksekusinya buruk. Jika saya berkontribusi untuk itu, saya ikut bertanggung jawab," tambahnya.
Selain itu, Ahmady mengatakan pasar mata uang Afghanistan panik, terutama setelah bank sentral pada diberitahu tidak akan menerima dolar lagi. Ini mendorong harga mata uang Afghanistan turun tajam.
"Saya mengadakan pertemuan pada hari Sabtu untuk meyakinkan bank dan penukar uang untuk menenangkan mereka. Saya tidak percaya itu satu hari sebelum Kabul jatuh," kata Ahmady. Dia mengatakan mata uang turun sejauh 100 terhadap dolar, penurunan sekitar 23%, sebelum stabil di 86 dolar.
Sebelumnya Ahmady ditunjuk sebagai penjabat gubernur bank sentral Afghanistan lebih dari setahun yang lalu, setelah bekerja di Departemen Keuangan AS, Bank Dunia dan ekuitas swasta.
(dob/dob)