Kabel Bawah Laut RI Semrawut, Kabel Berserakan ke Mana-Mana!

Emir Yanwardhana, CNBC Indonesia
13 August 2021 14:30
kabel bawah laut (Ist Dokumentasi PLN)
Foto: kabel bawah laut (Ist Dokumentasi PLN)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah berencana menyiapkan proses bisnis baru untuk pengurusan Izin Sistem Komunikasi Kabel Laut (SKKL), supaya keamanan dan kedaulatan ruang laut terjaga. Hal ini juga sejalan dengan agenda pembenahan kabel bawah laut di Indonesia yang masih semrawut.

Berdasarkan hasil pemetaan Pusat Hidro-Oseanografi Angkatan Laut (Pushidrosal) yang menjadi bagian dari tim Nasional Penataan Alur Pipa dan Kabel Bawah Laut, dari 43 alur pipa yang ada masih ada 12 jalur yang belum termanfaatkan. Kemudian dari 1.608 pipa yang tergelar di laut, sebanyak 236 di antaranya masih di luar alur.

Sementara untuk kabel bawah laut, dari 217 alur yang ada, 55 alur belum dimanfaatkan. Sementara dari 327 kabel yang tergelar, 145 di antaranya ada di luar alur, dengan rincian 134 kabel aktif, sisanya tidak aktif.

Asisten Operasi Survei Dan Pemetaan Pushidros TNI AL, Laksamana Pertama Dyan Primana, mengatakan penataan ruang kabel laut ini harus dilakukan dengan baik, supaya dapat mendukung tata ruang bawah laut.

"Di Barat ini luar biasa ramennya, kemana-mana kabel ini. Sehingga tidak aneh kalau sering terdengar bahwa ada kabel putus di Selat Singapura atau sebagainya. Bahkan ada kabel yang tidak terpakai tapi masih ada di situ (ruang laut)," katanya dalam webinar dikutip, Jumat (13/8/2021).

Kebanyakan kabel bawah laut ini berkaitan dengan sistem telekomunikasi domestik dan internasional. Berdasarkan data Kementerian Komunikasi dan Informatika, Sistem Komunikasi Kabel Laut (SKKL) di wilayah ZEE(Zona Ekonomi Eksklusif) jumlahnya lebih dari 55.000 kilometer.

Selain membenahi kabel yang semrawut saat ini, Pemerintah melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan juga mengeluarkan proses bisnis pengurusan izin Sistem Komunikasi Kabel Laut (SKKL ).

Supaya penerbitan Persetujuan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang Laut (PKKPRL) atau penggelaran kabel bawah laut sesuai koridor yang ditentukan. Skema rute penggelaran dan landing station/beach manhole telah ditentukan dalam Kepmen KP 14/2021.

Cita-cita Indonesia memang menjadi salah satu hub kabel fiber optik dunia. Seperti yang diucapkan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi pada Maret 2021 lalu.

"Ke depan kita ingin kabel fiber optic ke Jakarta final destination-nya tidak perlu ke tempat lain itu membuat kita lebih efisien. Jadi juga kita Jangan pura pura bodoh yang akhirnya merugikan negara kita, kita harus sepakat. Kabel fiber optic kita yang ke Amerika juga tujuan Australia begitu juga ke Eropa. kita harus jadi hub. Jangan buat diri kita kerdil paham betul mengenai hal ini," kata Luhut dalam Sosialisasi Kepmen 14/2021, Senin (22/3/2021).

Sehingga kabel dari Amerika atau negara lain, langsung ditarik ke Indonesia tanpa harus melewati Singapura, yang saat ini menjadi hub kabel fiber optik.

Hal ini juga terealisasi dari rencana Facebook, Google beserta perusahaan telekomunikasi regional yang sedang peningkatan kapasitas internet antar kawasan Asia Tenggara. Dengan menarik dua kabel bawah laut untuk menghubungkan Indonesia, Singapura dan Amerika Utara

"Dinamakan Echo dan Bifrost, itu menjadi dua kabel pertama yang melalui rute baru melintasi laut Jawa dan meningkatkan 70% lebih kapasitas bawah laut secara keseluruhan di trans - pasifik," kata Wakil Presiden Jaringan Investasi Facebook, Kevin Salvadori, melansir Reuters, Selasa (30/3/2021).


(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kabel Bawah Laut Singapura-Australia Lewat RI, Apa Untungnya?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular