Internasional

Makin Panas! Taliban Selangkah Lagi Rebut Kabul Afghanistan

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
12 August 2021 17:05
Afghan militiamen join Afghan defense and security forces during a gathering in Kabul, Afghanistan, Wednesday, June 23, 2021. Taliban gains in north Afghanistan, the traditional stronghold of the country's minority ethnic groups who drove the insurgent force from power nearly 20  years ago, has driven a worried government to resurrect militias whose histories have been characterized by chaos and widespread killing. (AP Photo/Rahmat Gul)
Foto: AP/Rahmat Gul

Jakarta, CNBC Indonesia - Keadaan diĀ Afghanistan semakin memanas. Pasukan kelompok Taliban dikabarkan telah menguasai salah satu kota yang berada di sekitaran ibukota Kabul.

Mengutip AFP,Taliban merebut kota strategis Afghanistan, Ghazni, pada Kamis (12/8/2021). Kota ini hanya 150 kilometer dari Kabul.

Kementerian dalam negeri mengkonfirmasi jatuhnya kota yang terletak di sepanjang jalan raya utama Kabul-Kandahar itu."Musuh mengambil kendali," kata juru bicara Mirwais Stanikzai dalam sebuah pesan kepada media, menambahkan pertempuran dan perlawanan masih berlangsung.

Pemerintah Afghanistan saat ini telah kehilangan sebagian besar Afghanistan utara dan barat. Hilangnya Ghazni kemungkinan akan menambah tekanan pada angkatan udara negara itu yang sudah kewalahan.

Sebelumnya Amerika Serikat (AS) memprediksi Taliban akan mengisolasi ibu kota Kabul dalam 30 hari dan mengambil alih dalam 90 hari kedepan. Hal ini berdasarkan fakta bahwa Taliban sudah merebut delapan ibu kota provinsi Afghanistan.

"Kemajuan cepat telah dicapai Taliban di seluruh negeri, ketika pasukan asing pimpinan AS pergi," kata sumber anonim Reuters itu, dikutip Kamis (12/8/2021).

Secara general, Taliban sudah menguasai 65% Afghanistan. Kelompok itu, mengutip seorang pejabat senior Uni Eropa, akan mengambil 11 ibu kota provinsi.

Posisi pemerintah Afghanistan makin terdesak setelah AS memutuskan untuk menarik seluruh militernya dari negara itu. Hal ini dilakukan karena Washington menilai bahwa misinya di negara itu merupakan perang tanpa akhir yang tidak berujung.

AS mengirimkan pasukannya ke Afghanistan setelah tragedi 9/11 yang terjadi pada 2001 lalu. Di sana pasukan-pasukan yang diklaim sebagai militer terkuat dunia itu berperang melawan beberapa kelompok militan seperti Al Qaeda dan Taliban.

Namun dengan Taliban, pada Februari 2020 lalu AS dan sekutu NATO nya bersepakat untuk mengakhiri konflik bersenjata. Syarat yang dibebankan Gedung Putih terhadap Taliban adalah agar kelompok itu mencegah kelompok militan internasional lainnya mendirikan pangkalan di Afghanistan.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Duh! Taliban Wajibkan Perempuan Afghanistan Pakai Cadar

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular