
Ada Apa Mr Biden? AS Tembak Bom 'Raksasa' 18 Ton

Jakarta, CNBC Indonesia - Amerika Serikat (AS) dikabarkan meluncurkan serangan kejut. Bahkan militer menembak bom seberat 40 ribu pon atau 18 ton.
Ini dilakukan 8 Agustus lalu ke Laut Antlantik. Langkah itu bahkan membuat guncangan bak gempa dengan magnitude 3,9.
Militer AS mengatakan serangan kejut ini adalah uji coba ke kapal induk canggih USS Gerald R Ford. Ini untuk memeriksa daya tahan kapal dari guncangan dan kemampuannya mempertahankan diri dalam operasi di semua situasi pertempuran.
Diakui ada kerusakan kecil di kapal tersebut. "Kami memang memiliki beberapa hal yang rusak, dan kami akan memperbaikinya," ujar Kapten Kapal Paul Lanziolotta, dikutip dari Defence News, Kamis (12/8/2021).
Ini merupakan uji coba terbaru setelah uji coba serupa dilakukan 18 Juni dan 16 Juli. Sebelumnya tes untuk kapal induk pernah dilakukan ke USS Theodore Roosevelt tahun 1987.
Dilaporkan bahwa di 2020, angkatan laut China memiliki 360 kapal dan Angkatan Laut AS 297 kapal. Namun, AS memiliki lebih banyak kapal besar, dengan 11 kapal induk, 92 kapal penjelajah dan perusak.
Uji ini diharapkan dapat memberikan data yang sangat berharga untuk produksi massal kapal induk kelas Ford selanjutnya di AS. Negeri yang kini dipimpin Presiden Joe Biden itu telah menginvestasikan dana yang besar sejak membuat kapal tersebut di tahun 1960an.
Sementara itu, militer China menyakini serangan kejut itu adalah pesan baru ke Tiongkok dan Rusia. Ini dilakukan di tengah ketengan AS dengan kedua negara, termasuk soal wilayah maritim.
Di mana China berseteru dengan AS dan sekutu soal Laut China Timur dan Laut China Selatan. Sementara Rusia bentrok dengan AS dan Nato di Laut Hitam, soal Krimea.
"Selain pengumpulan data, alasan lain untuk mengumumkannya adalah untuk mengirim pesan ke China dan Rusia bahwa kapal induk AS memiliki ketahanan super dan mereka tidak khawatir tentang senjata anti-kapal konvensional China atau Rusia," kata mantan instruktur militer China Song Zhongping, dimuat South China Morning Post (SCMP).
"Ledakan eksplosif seberat 40.000 pon jauh lebih besar daripada hulu ledak tunggal rudal atau torpedo konvensional."
China sendiri tengah mengembangkan rudal pembunuh kapal induk, DF-21D dan DF-26. Rusia juga sedang menguji rudal jelajah anti kapal hipersonik, Zircon, yang memiliki kecepatan maksimum 9 Mach.
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bak Gempa Bumi, Ada Ledakan Dahsyat Guncang Samudra Atlantik
