Pandemi Covid-19, Ekonomi Meroket 7,07% & Prestasi Jokowi
Jakarta, CNBC Indonesia - Pandemi covid-19 sudah memasuki bulan ke-17 di Indonesia. Situasi buruk yang amat panjang, menghantam kesehatan masyarakat, menjatuhkan ekonomi. Tak peduli dia si kaya bergelimang harta, atau si miskin dari balik gubuk.
Perjalanan pandemi juga tidak konstan. Di awal, secara perlahan kasusnya naik. Dari hitungan jari, puluhan ratusan hingga kini mencapai puluhan ribu dalam sehari.
Sempat beberapa kali kasus covid turun, sampai orang sudah tidak begitu merasakan kehadiran virus itu lagi. Masyarakat sudah tak ragu lagi untuk ke luar dan beraktivitas normal. Di saat liburan bahkan berani berkerumun.
Pemerintah pun demikian. Kebijakan yang diambil mengikuti perkembangan yang ada. Kasus naik maka mobilitas diperketat. Begitu turun, mobilitas dilonggarkan kembali. Presiden Joko Widodo (Jokowi) sering menyebutnya dengan istilah gas dan rem.
Setidaknya ada tiga kali rem ditarik oleh Jokowi. Pertama, sebulan setelah munculnya kasus covid. Kebijakan yang diambil adalah Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Kedua usai liburan natal dan tahun baru dengan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) mikro.
Ketiga adalah yang berlaku saat ini, karena lonjakan kasus pasca Lebaran dan kehadiran varian delta yang lebih ganas. Kebijakannya yaitu PPKM level 1 sampai 4 yang dibagi sesuai kondisi di daerah tersebut.
Kini kebijakan PPKM 1-4 itu masih berlaku. Sebulan berjalan kasus aktif masih di atas 500 ribu orang dengan tambahan 30.000 pasien positif setiap harinya. Korban meninggal mencapai 102 ribu orang dengan tambahan kini 1.500 - 2.000 per hari.
Halaman Selanjutnya >> RI Lompat dari Jurang Resesi
(mij/mij)