Jakarta, CNBC Indonesia - Penyebaran infeksi Covid-19 di India kembali mengalami kenaikan pada basis tren mingguan. Hal ini menyebabkan kekhawatiran baru mengenai gelombang pandemi yang akan datang kembali.
Mengutip Times of India, Negeri Bollywood itu melaporkan 286 ribu kasus Covid-19 dalam seminggu yang dimulai pada 26 Juli hingga 1 Agustus. Ini merupakan kenaikan sebesar 7,5% dibanding pekan sebelumnya yang melaporkan266 ribu kasus.
Selain itu, merupakan kenaikan mingguan untuk pertama kalinya sejak periode 3-9 Mei. Selama 11 minggu, India berhasil menekan kasus hingga 10 kali lipat.
Saat ini pusat kenaikan kasus terjadi di Negara Bagian Kerala. Negara Bagian itu mencatat hampir rata-rata 140 ribu kasus pada pekan kemarin, meningkat 26,5% dari penghitungan sepekan sebelumnya sebesar 110 ribu kasus.
Kerala memosting 20.728 kasus pada hari Minggu (1/8/2021). Ini merupakan hari keenam berturut-turut dengan jumlah harian lebih dari 20 ribu.
Sementara itu, ada tanda-tanda bahwa lonjakan Covid-19 di Kerala menyebar ke negara bagian tetangga. Negara Bagian Karnataka mencatat peningkatan 17,3% dalam kasus baru dibandingkan dengan minggu sebelumnya.
Lebih lanjut, kenaikan ini telah membawa kekhawatiran baru bagi dunia. Pasalnya pada bulan April dan Mei lalu India pernah dihantam oleh ganasnya varian virus Delta.
Pada saat itu, angka infeksi harian sempat menembus level 400 ribu kasus perharinya. Ledakan kasus itu juga sempat membuat fasilitas kesehatan luluh lantak, dengan rumah sakit yang kekurangan tempat tidur dan persediaan oksigen yang menipis.
Pakar penyebut bahwa gelombang ketiga infeksi virus corona kemungkinan akan melanda India pada Oktober. Namun gelombang ini kemungkinan akan sedikit lebih terkontrol karena mulai tingginya angka vaksinasi.
Pemerintah India sendiri memperkirakan bahwa 68% dari 1,35 miliar penduduk sudah memiliki antibodi terhadap virus corona. Dari jumlah vaksinasi, negara itu telah menyuntikkan setidaknya satu dosis vaksin Covid-19 kepada hampir 38% dari populasi dewasa.
Halaman 2>>>
Negara bagian Kerala di India selatan menyumbang lebih dari setengah infeksi baru Covid-19 di negara itu kini. Bahkan seusai tsunami Covid-19, di mana negara bagian lain mengalami penurunan kasus, Kerala konsisten naik.
Apan yang terjadi sebenarnya?
Bencana di Kerala dimulai pada Januari 2020. Negara bagian tersebut melaporkan kasus Covid-19 pertama di India, yakni seorang mahasiswa kedokteran yang baru kembali dari Wuhan, China.
Setelahnya, jumlah kasus infeksi terus meningkat dan wilayah tersebut menjadi hotspot penyebaran corona. Beberapa bulan kemudian, tepatnya pada Maret 2020, kasus infeksi di Kerala menurun dibandingkan setengah lusin negara bagian di India lainnya, yang melaporkan lebih banyak kasus infeksi.
Kerala kala itu dianggap sukses karena berpegang teguh pada pedoman pengendalian penularan. Mereka menguji, melacak dan mengisolasi terkait dengan Covid. Ini membuat kasus infeksi menurun secara drastis dan kasus kematian rendah.
Namun hal ini tak bertahan lama. Semenjak munculnya gelombang kedua pandemi di 2021, kasus infeksi di Kerala meningkat dengan cepat secara 'misterius' bahkan, tidak menunjukkan tanda-tanda akan mereda hingga kini.
Saat ini dengan hampir 3% dari populasi India, Kerala telah menyumbang lebih dari setengah kasus baru India. Jumlah reproduksi virus dari satu orang yang sudah terinfeksi ke orang lain melesat dengan tajam.
Persentase orang yang dites positif virus dari keseluruhan jumlah yang dites telah berada di atas 10% selama sebulan. Sejauh ini Kerala telah mencatat 3,4 juta infeksi dan 16.837 kematian akibat Covid-19.
Para ahli percaya keberhasilan yang digemborkan di Kerala di masa lalu bukanlah angka sebenarnya. Ini menjadi jawaban paling logis dari apa yang terjadi di Kerala kini.
"Kerala berada pada tahap awal dalam pertumbuhan eksponensial yang tak terkendali dalam infeksi," kata Dr Swapneil Parikh, menambahkan varian delta yang sangat menular memiliki viral load yang jauh lebih tinggi dan menyebar lebih cepat, sehingga sulit untuk membasmi infeksi.
"Rawat inap dan kematian sekarang mewakili infeksi dari beberapa waktu sebelumnya, jadi saya tidak perlu menghibur diri dengan kenyataan bahwa mereka rendah sekarang. Tingkat infeksi positif yang tinggi secara konsisten masih menjadi penyebab kekhawatiran."
Banyak yang mengatakan negara bagian itu perlu lebih bijaksana dan lebih kuat saat memberlakukan penguncian. Sebab, belum kelar kasus, negara bagian ini telah mengizinkan beberapa estival masyarakat tetap berjalan, yang mengarah pada pertemuan massal dan risiko peningkatan infeksi.
Ahli virologi mengatakan Kerala juga memerlukan data yang lebih terperinci tentang pengujian yang ditargetkan termasuk peningkatan pengurutan genom untuk mengetahui di mana infeksi meningkat paling banyak. Ini penting untuk melacak varian baru.
Sementara itu, per Selasa (3/7/2021), India mencatat 30/031 kasus baru Covid-19 dengan 420 kematian. Senin India mencatat 40.084 kasus baru dengan 424 kematian.
Saat ini India masih bertengger di negara terbanyak kedua kasus Covid-19 setelah AS. Di mana ada 31 juta lebih kasus dengan 425 ribu kematian.