
Awas Perang Dagang Season II, China Jegal Impor AS

Jakarta, CNBC Indonesia - China sepertinya menyiapkan 'senjata' baru untuk mengurangi impor dari Amerika Serikat (AS) dan Barat. Negeri itu dilaporkan diam-diam mengeluarkan pedoman pengadaan barang baru, yang mengatur hingga 100% penggunaan konten lokal.
Ini dimuat Reuters dengan mencantumkan tiga orang sumber yang mengetahui hal ini. Dokumen disebut telah terbit sejak Mei 2021.
"Dokumen 551 diterbitkan pada 14 Mei oleh Kementerian Keuangan China dan Kementerian Perindustrian dan Teknologi Informasi (MIIT), dengan judul 'Pedoman Audit untuk pengadaan produk impor pemerintah' tegas kata seorang mantan pejabat pemerintah AS dikutip Selasa (3/8/2021).
Dokumen itu diteruskan China ke rumah sakit di seluruh negeri, perusahaan BUMN, dan pembelian milik negara lainnya. Secara rinci, ada persyaratan konten lokal 25% hingga 100% untuk 315 item.
Itu termasuk peralatan medis, peralatan radar berbasis darat, mesin pengujian dan instrumen optik. Lalu barang yang digunakan untuk peternakan, instrumen seismik, dan peralatan kelautan, geologi dan geofisika.
Mantan pejabat itu mengatakan bahwa ketika China sebelumnya mendeklarasikan tak akan mengeluarkan dokumen internal semacam ini saat bergabung dengan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO). Dengan fakta ini, China disebut melakukan pelanggaran.
"Dokumen itu juga melanggar semangat kesepakatan perdagangan Fase Satu Januari 2020 dengan AS," kata mantan pejabat itu.
"Mereka perlu mengurangi hambatan, bukan membuat yang baru."
Doug Barry, juru bicara Dewan Bisnis China AS, mengatakan kelompoknya telah mendengar tentang dokumen tersebut, tetapi belum melihat salinannya. Meski begitu, ia melaporkan bahwa ada hambatan baru yang dihadapi bisnis-bisnis AS di China.
"Perusahaan kami yang beroperasi di China melaporkan masalah baru dalam bersaing dan memenangkan penawaran di sana, termasuk bidang-bidang seperti peralatan pengujian dan transportasi," katanya.
China mengimpor sekitar US$ 124 miliar (Rp 1.700 triliun) barang dari AS pada tahun 2020. Sebagian besar impor dibeli oleh perusahaan besar milik negara dan perusahaan terkait pemerintah yang mengendalikan sektor pendidikan, kesehatan, transportasi, pertanian, dan energi.
Sebelumnya, AS sendiri beberapa kali mencetuskan hal yang sama. Pendahulu Presiden Joe Biden, Donald Trump, mencetuskan bagian dari kebijakan perdagangan "America First".
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Searah Nih Ye... AS-China Telponan Bahas Tarif Perang Dagang