
Ngeri, Ada Ramalan "Bencana Ekonomi" Lagi di Masa Depan

Jakarta, CNBC Indonesia - "Bencana ekonomi" baru diyakini akan segera terjadi. Hal ini setidaknya dikatakan miliarder asal Amerika Serikat (AS), Ray Dalio.
Ia sebelumnya pernah meramalkan krisis keuangan di 2008. Setelahnya, investor yang membangun Bridgewater Associates menjadi dana lindung nilai terbesar di dunia itu memprediksi tekanan keuangan jangka panjang pada ekonomi AS selama bertahun-tahun akibat Covid-19.
"Saya pikir kita berisiko perang dengan China," tegasnya saat melakukan wawancara dengan CNBC International di program CNBC Make It, dikutip Rabu (8/12/2021).
"Sebagian besar karena kesalahpahaman," tambahnya.
Dalio menegaskan prediksi ini bukanlah pasti. Dia juga bisa salah seperti sebelumnya. Tapi, katanya, bencana di masa depan tidak bisa dihindari. Ini sesuai dengan "pola sejarah" selama 500 tahun terakhir.
Secara rinci, dalam bukunya "Principles for Dealing with the Changing World Order," Dalio menulis perang bisa terjadi karena perang dagang dengan China akan makin buruk. Upaya Amerika untuk membuat China dan budayanya "lebih Amerika" pada akhirnya bisa menjadi bumerang memicu konflik lebih luas.
Padahal, perang dagang yang dimulai oleh administrasi mantan Presiden AS Donald Trump pada 2018 telah menyebabkan penderitaan ke perusahaan-perusahaan Amerika. Mulai dari memangkas upah, menurunkan margin keuntungan, dan menaikkan harga konsumen.
Dalam laporan Moody's Analytics, perang dagang juga telah memakan korban 300.000 pekerjaan di AS, di tahun pertama itu terjadi. Tahun lalu, studi bank sentral AS The Fed menyebut perang dagang menghabiskan US$ 1,7 triliun.
"Dengan kata lain, jika perang AS dan China tidak terjadi dan melumpuhkan ekonomi, hal lain pasti akan terjadi," ujarnya lagi.
Karenanya Dalio mengatakan sebaiknya investor melakukan saving dan menyimpannya di banyak tempat. Ia menyarankan untuk membuat portofolio yang beragam, mulai dari obligasi indeks inflasi, hingga aset fisik seperti emas.
AS dan China memang kini kembali bersitegang. Terbaru, China panas ke AS karena boikot diplomatik terkait Olimpiade Beijing Februari 2022.
AS menekankan boikot dilakukan karena isu pelanggaran hak asasi manusia (HAM) yang dilaporkan sejumlah organisasi global oleh China ke etnis Muslim di Xinjiang. China sendiri berjanji membalas dendam ke AS.
Selain itu, kedua negara juga panas soal Taiwan. China menganggap Taiwan bagian dari provinsinya yang membelot namun Taipe sebaliknya mendeklarasikan diri sebagai negara merdeka.
AS memang tak pernah mengakui Taiwan. Tapi AS menjadi pendukung utama Taiwan termasuk soal alat pertahanan dan militer.
Masalah kedua negara juga terkait klaim China di Laut China Selatan (LCS) yang membuat China tegang dengan sejumlah negara ASEAN dan membuat AS masuk di dalamnya. AS bahkan membuat aliansi dengan Inggris dan Australia yang memungkinkan Negeri Kanguru memiliki kapal selam nuklir.
(tfa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Keras! Investor Kawakan Ini Yakin AS Menuju Krisis Utang