
Tekan Lonjakan Varian Delta, Transportasi ke Beijing Disetop

Jakarta, CNBC Indonesia - Demi menekan laju penyebaran virus corona varian delta, beberapa penerbangan, kereta api, dan bus ke Beijing, China telah dibatalkan.
"Beijing harus dijaga dengan segala cara dengan tindakan tercepat, paling ketat dan tindakan paling tegas," berdasarkan hasil pertemuan yang dipimpin oleh Sekretaris Partai Komunis Beijing Cai Qi pada Minggu (1/8/2021), dilansir dari The Star, Senin (02/08/2021).
Dilansir dari The Star, kini lebih dari 350 orang di 27 kota telah terinfeksi, sejak varian delta yang lebih menular pertama kali dilaporkan di Nanjing, di provinsi Jiangsu timur.
Empat kasus telah dilaporkan di Beijing sejauh ini, semuanya berasal dari kota Zhangjiajie, di provinsi tengah Hunan, yang telah ditutup untuk pengunjung. Ini ditutup setelah menjadi hotspot Covid-19 lain karena kedatangan orang terinfeksi dari Nanjing.
Dalam upaya untuk mencegah lebih banyak kasus impor, pihak berwenang pada pertemuan kota Beijing sepakat untuk meningkatkan aturan pengendalian pada masyarakat dari daerah berisiko menengah dan tinggi saat memasuki ibu kota.
Siapa pun dari kota dengan kasus yang teridentifikasi telah dilarang memasuki Beijing. Penerbangan, kereta api, dan bus jarak jauh dari tempat-tempat terkait juga telah dihentikan.
Kini pencarian situs pemesanan menunjukkan tiket kereta api dari daerah wabah seperti Nanjing dan Zhangjiajie tidak tersedia sejak hari ini, Senin (2/8/2021).
Karyawan instansi pemerintah dan perusahaan milik negara juga telah dilarang bepergian ke kota-kota yang terkena dampak. Instansi juga tidak boleh mengatur perjalanan untuk mereka. Siapa pun dari Beijing yang berada di salah satu kota tersebut tidak akan dapat kembali sampai mereka menyelesaikan 14 hari pemantauan kesehatan dan tes virus corona negatif 48 jam sebelum naik pesawat atau kereta api.
Pada pertemuan tersebut, pihak berwenang juga memutuskan bahwa orang-orang yang sudah berada di Beijing dari kota-kota dengan daerah berisiko sedang dan tinggi akan diuji dan kesehatan mereka dipantau untuk "memastikan tidak ada yang terlewat".
China kini tercatat memiliki total 93.103 kasus infeksi dan 4.636 kasus kematian, menurut data Worldometers.
(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Beijing Diserang Panic Buying, Segera Lockdown karena Covid?