
Penyerapan Biodiesel B30 Semester I Capai 4,3 Juta KL

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat realisasi penyerapan biodiesel dengan campuran 30% Fatty Acid Methyl Esters (FAME) atau B30 di dalam negeri pada semester I 2021 ini mencapai 4,3 juta kilo liter (kl) atau 46,7% dari target tahun ini 9,2 juta kl.
Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Dadan Kusdiana mengatakan, rata-rata serapan setiap bulan diperkirakan sebesar 766 ribu kl.
Sejak Januari hingga Juni 2021, capaian rerata pemenuhan Purchase Order (PO) bulanan mencapai 93,03%, dengan serapan terendah pada Januari dan tertinggi pada Juni 2021.
Pandemi Covid-19 ditengarai sedikit memperlambat penyerapan biodiesel akibat adanya pembatasan mobilitas, sehingga terjadi penurunan serapan biodiesel, baik di sektor transportasi maupun industri.
"Namun pemerintah optimistis di akhir tahun penyerapan biodiesel akan mencapai target yang telah ditetapkan," ungkapnya, seperti dikutip dari keterangan resmi Kementerian, Senin (26/07/2021).
Dia menuturkan beberapa kendala yang terjadi dalam penyaluran biodiesel pada semester I ini, antara lain karena terbatasnya tangki penyimpanan, keterlambatan dalam unloading FAME yang diakibatkan kepadatan di jetty, dan terjadi kerusakan peralatan di pabrik badan usaha penyalur bahan bakar nabati (BU BBN).
"Untuk memastikan penyaluran B30 berjalan lancar dan tidak adanya penyaluran B0 (solar murni) beberapa upaya terus dilakukan, antara lain mendorong percepatan penyiapan tangki penyimpanan tambahan, penambahan fasilitas jetty, meningkatkan pengawasan, dan mengimbau kepada industri BU BBN untuk menghindari unplanned maintenance (perawatan yang tidak direncanakan)," tuturnya.
Pada 2021, alokasi penyerapan biodiesel untuk dalam negeri ditetapkan sebesar 9,2 juta kl, didukung oleh 20 badan usaha penyalur bahan bakar nabati (BU BBN) yang mengikuti pengadaan FAME dan 20 BU BBM yang wajib melakukan pencampuran BBN jenis biodiesel dengan BBM jenis minyak solar.
Dia mengatakan, pemanfaatan B30 di dalam negeri ini telah memberikan manfaat ekonomi setara hingga Rp 29,9 triliun.
"Angka tersebut terdiri dari penghematan devisa sebesar Rp 24,6 triliun dan nilai tambah dari Crude Palm Oil (CPO) menjadi biodiesel sebesar Rp 5,3 triliun. Selain itu, implementasi biodiesel juga telah berhasil mengurangi emisi CO2 sebesar 11,4 juta ton CO2e," paparnya.
Program mandatori B30 dengan 70% kandungan minyak solar murni ini telah diimplementasikan sejak 1 Januari 2020. Program ini pun menjadi salah satu program prioritas nasional untuk mengurangi emisi sekaligus mengurangi ketergantungan pada energi fosil, khususnya di sektor transportasi.
"Penyediaan dan pemanfaatan B30 telah menempatkan Indonesia pada posisi terdepan di dunia dalam implementasi biodiesel. Program B30 telah dinikmati oleh para konsumen yang menggunakan mesin dengan bahan bakar diesel baik di sektor transportasi maupun sektor industri lainnya", ujarnya.
(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Produsen Biodiesel Siap Produksi 15,4 Juta KL, Kuota 2022?